Label 3

Senin, 24 Maret 2014

Belajar Dari Seorang Aisyah

Aisyah, Gadis kecil dengan kisah mengharukannya yang kini sedang menjadi perbincangan masyarakat luas setidaknya telah memberikan banyak pelajaran bagi kita. Sikap berbakti dan cinta kepada ayahnya menjadi sebuah pelajaran berharga jika kita mampu dengan hati meresapi dan memahaminya. Gadis sekecil itu yang pada hakikatnya menggunakan waktunya untuk bersekolah, bermain, dan mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya justru menghabiskan hari-harinya demi merawat ayahnya yang hanya bisa terbaring lemas.
            Kisah aisyah yang mana setiap hari ia harus mengayuh becak bersama ayahnya yang tergolek lemah. Setiap hari dengan penuh rasa sayang dan perhatian terhadap ayahnya ia membawa ayahnya untuk mencari makan. Betapa lelahnya ketika kita membayangkan begitu kerasnya perjuangan anak ini demi ayahnya. Sikap berbakti kepada orang tuanya sudah tidak dapat diragukan lagi terlebih ketika ia harus mengorbankan waktu masa kecilnya demi ayahnya. Bebeda dengan kebanyakan kita yang hanya bisa merepotkan dan menyusahkan orang tua.
            Sekarang coba lihat diri kita renungkan dan rasakan apa yang telah kita lakukan untuk orang tua kita. Kita hanya bisa meminta-minta tanpa berusaha menjadi anak yang baik dan mampu meberikan yang terbaik bagi mereka. Jika dibandingkan dengan Aisyah tentu kita jauh lebih beruntung. Kita hidup di keluarga yang mungkin dapat dikatakan cukup namun apakah pernah kita menunjukkan rasa sayang kita kepada ayah dan ibu kita. Sulit rasanya lidah kita sekedar mengucapakan bahwa kita sayang ayah, kita sayang ibu, maupun kita sayang orang tua.
            Aisyah mungkin hanya satu dari ribuan bahkan jutaan anak-anak terlantar yang mempunyai hati mulia. Anak kecil yang belum pantas untuk merasakan kerasnya hidup, dipaksa untuk menjalani hidupnya yang serba sulit. Namun perlu dikagumi sikap anak ini yang mana anak yang polos ini mampu memberikan pelajaran bagi kita semua termasuk teguran dan peringatan keras bagi pemerintah yang memang mempunyai tanggungjawab untuk melindungi dan mencukupi kebutuhan anak-anak terlantar. Bagaimanapun juga anak-anak ini adalah generasi penerus bangsa yang berwatak negarawan meskipun mereka sendiri sama sekali tidak mengetahui konsep negarawan.
            Jangan hanya direnungi saja melainkan juga harus dijadikan suatu pejalaran berharga bagi kita akan pentingnya orang tua. Selain itu kita sebagai generasi penerus bangsa juga sudah sepantasnya untuk mencoba membuat suatu perubahan ke arah positif. Dimulai dari diri sendiri untuk selanjutnya akan mampu mempengaruhi orang lain. Memperjuangkan hak-hak anak terlantar juga dapat kita lakukan untuk sedikit menyelesaikan maslah anak terlantar di Indonesia.

1 komentar

IBU.FATMA WATI 8 Februari 2016 pukul 05.32

KISAH NYATA..............
Ass.Saya IBU.FATMA WATI Dari Kota surabaya Ingin Berbagi Cerita
dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
internet dan menemukan nomor Ki Dimas,saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya dikasi solusi,
awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Dimas alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
Dimas Taat Pribadi di nmr 081340887779 Kiyai Dimas Taat Peribadi,ini nyata demi Allah kalau saya bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.

KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!.
PESUGIHAN DANA GAIP KY DIMAS KANJENG

Posting Komentar

Popular Posts