1.
a.
Pengertian Administrasi Logistik
Sebelum mengetahui apa itu
pengertian administrasi logistik yang sebenarnya, alangkah baiknya jika kita
mengetahui dan memahami terlebih dahulu mengenai beberapa konsep, antara lain
administrasi dan logistik. Hal tersebut karena dlam memahami makna atau pengertian
administrasi logistik yang sebenarnya tidak dapat lepas dari konsep
administrasi dan logistik.
Administrasi sendiri merupakan
istilah yang berasal dari bahasa belanda ‘administratie’ dan bahasa inggris
‘administration’. Dalam bahasa Belanda, administrasi berarti tata usaha atau
urusan pencatatan. Sedangkan dalam bahasa Inggris, administrasi berarti seluruh
proses kegiatan dari kelompok-kelompok kerja yang saling bantu guna mencapai
tujuan bersama. Jadi pada dasarnya dalam arti sempit administrasi dapat
didefinisikan sebagai tata usaha. Sedangkan dalam arti luas administrasi dapat
diartikan sebagai suatu proses. Banyak ahli yang mengemukakan definisi mengenai
pengertian administrasi, antara lain:
·
Nigro
Administrasi merupakan “cooperative
group effort in a public or private setting” (usaha kelompok kerjasama dalam
wilayah publik atau privat).
·
Simon
Mendefinisikan administrasi sebagai
“a type of cooperative human efforts that has high degree of rationality”
(suatu bentuk usaha kerja sama manusia yang mempunyai tingkat rasionalitas yang
tinggi).
·
The Liang Gie
Administrasi adalah
proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
·
Prajudi Admosudirdjo
Administrasi adalah
aktivitas atau kegiatan dari orang atau kelompok orang untuk mencapai maksud
tertentu.
·
Pedoman pelayanan Tata
Usaha untuk penti di lingkungan Depdikbud
Administrasi adalah senap proses
penyelenggaraan kegiatan usaha kerja sama sekelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu.
Dari definisi beberapa ahli di atas
dapat kita simpulkan bahwa administrasi merupakan suatu ilmu dan seni.
Administrasi sebagai ilmu itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan
teori yang dapat digunakan dalam rangka memecahkan suatu masalah. Sedangkan
yang diartikan administrasi sebagai seni adalah administrasi berkaitan dengan
egala bentuk proses pencatatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
tujuan tertentu.
Dalam pendefinisian administrasi
masih ada pula pihak yang mengartikan administrasi itu dalam arti sempit yaitu
administrasi yang biasanya hanya dikaitkan dengan kegiatan ketatausahaan yang
mencakup korespondensi, kesekretariatan, penyusunan laporan dan kearsipan. Dari
sini memang dapat dikatakan bahwa administrasi berarti memiliki arti sempit. Namun
perlu disadari pula bahwa pengertian administrasi yang sesungguhnya jauh lebih
luas dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Bahwa dalam arti luas
administrasi merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan-kegiatan
yang didasarkan pada rasional tertentu oeh sekelompok orang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan sarana
dan prasarana tertentu pula.
Dari definisi tersebut saya akan
memberikan contoh konkret dari sebuah administrasi, sebagai contoh misalnya
dalam sebuah perusahaan tertentu mempunyai tujuan untuk memperoleh laba
sebesar-besarnya. Dari tujuan inilah maka ada sebuah proses tertentu yang harus
dilakukan oleh sekelompok orang yang saling bekerjasama sehingga dapat mencapai
tujuan yang telah direncanakan yakni mencari laba sebesar-besarnya. Proses
dalam pencapaian tujuan ini mencakup berbagai hal, misalnya proses produksi,
pemilihan tenaga kerja, pembuatan laporan keuangan sampai pada tahap pemasaran
produk kepada konsumen. Pencapaian tujuan ini juga tidak dapat terlepas dari
adanya sarana dan prasarana perusahaan. Sarana dan prasarana perusahaan inilah
yang disebut dengan logistik, yang akan saya jelaskan lebih mendalam.
Logistik
merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani “ logos”yang berarti
rasio, kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan dan orasi, konsepnya dianggap
memiliki pembaharuan bagi kebutuhan pihak militer untuk memenuhi persediaan
mereka ketika berangkat medan perang dari markas. Pada kekaisaran Yunani, Romawi
dan Bizantium kuno, ada perwira militer
dengan gelar
“Logistikas”, yang artinya bertanggung jawab atas distribusi dan
pendanaan persediaan perang. Degan demikian jika dilihat dari sejarahnya
logistik sangat berkaitan erat dengan segala bentuk persediaan barang-barang.
Selain itu logistik juga dapat didefinisikan sebagai
proses pengolahan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang,
suku cadang dan barang-jadi dari para penyedia sampai pada para
pelanggan atau penerima dan hal ini juga merupakan ciri-ciri utama
logistik yaitu “pemindahan dan penyimpanan yang strategis”. Dari definisi yang
kedua ini kita dapat mengambil sisi lain dari istilah logistik, yaitu logistik
tidak hanya berkaitan dengan barangnya itu sendiri tetapi berkaitan pula dengan
proses-proses yang berkaitan dengan penyediaan, penyimpanan serta pemindahan
barang-barang tersebut.
Alangkah baikna pula jika kita melihat dan mengetahui mengenai
definisi logistik dari beberapa ahli, antara lain:
•
Subagya
Secara etimologis, logistik berasal dari bahasa Yunani kuno
“Logistikos” yang berarti “terdidik” atau “pandai”.
•
Webster’s New Collegiate Dictionary
“Logistik” adalah cabang seni kemiliteran yang meliputi tugas –
tugas transportasi, pemarkasan, dan perbekalan bagi pasukan – pasukan.
• Lucas
dan Rumsari
“Logistik” adalah segala sesuatu/benda yang berwujud dan dapat
diperlakukan secara fisik (tangible), baik yang digunakan untuk kegiatan pokok maupun kegiatan
penunjang (administrasi).
Selain istilah logistik banyak sekali istilah lain yang digunakan
untuk mendefinisikan pengertian logistik dan berkaitan erat dengan logistik,
antara lain:
1.
Perbekalan (supplies)
Berdasarkan kamus BI Purwodarminto perbeklan memiliki arti segala
sesuatu yang dipakai untuk bekal. Sedangkan dalam bahasa jawa perbekalan sering
disama artikan dengan istilah sangu. Dalam bahasa inggris perbekalan diartikan
sebagai ‘supplies’ yang artinya segala sesuatu yang habis pakai. Contoh yang
berupa perbekalan antara lain yaitu perbekalan kantor dan perbekaln toko.
Perbekalan kantor yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan kantor
yang habis pakai, misalnya kertas, tinta, dll. Sedangkan perbekalan toko ialah
segala sesuatu yang habis pakai yang berhubungan dengan kegiatan pertokoan,
misalnya pembungkus plastik, kardus, tali, dll.
2.
Peralatan (equipments)
Peralatan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang tidak habis
pakai dan sifatnya tahan lama. Sebagai contoh: peralatan kantor yang meliputi
mesin ketik, komputer, dll.
3.
Perlengkapan
Perlengkapan berasal dari kata lengkap yang artinya semuanya ada.
Jadi perlengkapan memiliki atau mengandung makna segala sesuatu yang lengkap
yang dapat digunakan dalam kegiatan tertentu. Jadi perlengkapan dapat mencakup
barang yang habis pakai maupun tahan lama. Sebagai contoh: perlengkapan
mengetik meliputi mesin ketik/komputer, printer (tahan lama), kertas, dan tinta
(habis pakai).
4.
Material (materials)
Material dapat diartikan sebagai segala sesuatu perlengkapan
material baik itu berupa bahan baku (raw material) maupun bahan pembantu
(indirect material) yang bukan berupa uang. Contohnya: di suatu perusahaan
tekstile yang menjadi material antara lain kain dan pewarna kain.
5.
Materiil
Materiil yaitu segala bentuk kekayaan atau sumber daya yang
dimiliki baik itu berupa barang tahan lama maupun barang habis pakai yang dapat
diukur dan ditimbang, terkecuali pada uang dan surat-surat berharga.
6.
Barang
Istilah barang merupakan istilah yang paling kompleks karena
barang dapat mencakup pengertian perbekalan, peralatan, perlengkapan, material,
maupun materiil. Dengan demikian istilah barang menjadi istilah yang paling
mudah untuk menjelaskan definisi logistik.
Dengan melihat definisi-definisi dari administrasi dan logistik di
atas maka dapat disimpulkan bahwa administrasi logistik adalah suatu cabang
atau turunan dari ilmu administrasi yang menekankan pada segala proses
pengelolaan barang dari mulai pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan sampai pada
penghapusan barang-barang yang dapat berupa barang habis pakai maupun tahan
lama agar nantinya dapat tercapai tujuan secara lebih efektif dan efisien.
b. Istilah-istilah yang hampir
sama dengan Administrasi Logistik dan alasan munculnya istilah-istilah
tersebut.
Administrasi Logistik merupakan salah satu
disiplin ilmu yang akan selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Sama
halnya seperti disiplin ilmu lainnya yang akan selalu mengikuti perkembangan
jaman. Perkembangan tersebut bisa dilihat dari semakin berkembangnya
istilah-istilah yang berkaitan dengan disiplin ilmu tersebut sampai pada kajian
yang dibahas ilmu tersebut. Hal ini juga terjadi pada ilmu Administrasi
Logistik yang mulai memunculkan istilah-istilah baru yang berkaitan dengan
bidang kajian administrasi logistik yang sebenarnya artinya sama namun seiring
perkembangan kebutuhan yang semakin kompleks maka istilah-istilah yang
berkaitan dengan administrasi logistik juga beragam. Berikut ini adalah
beberapa istilah yang hampir sama dengan administrasi logistik:
1.
Administrasi Perbekalan
Administrasi Logistik dapat diartikan sebagai segenap aktivitas penyelenggaraan yang meliputi
perencanaan dan pembinaan benda–benda yang diperlukan dalam suatu organisasi,
serta penyingkiran benda–benda yang tidak diperlukan lagi bagi organisasi.
Selain itu administrasi perbekalan juga dapat diartikan sebagai proses
tersendiri meliputi perencanaan, penentuan kebutuhan, anggaran kebutuhan,
pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, penghapusan, dan inventarisasi yang tidak
hanya berfungsi sebagai bagian dari administrasi keuangan yang baik, tetapi
juga merupakan bagian dalam perencanaan dan penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan atau proyek. Administrasi perbekalan biasanya digunakan dalam
lingkup pemerintahan dan proyek-proyek tertentu.
2.
Administrasi Materiil
Administrasi materiil sebenarnya hampir sama dengan administrasi
perbekalan, yakni proses penataan barang–barang baik yang berujud tahan lama
(inventaris) maupun barang yang pakai habis yang diperoleh melalui suatu tahapan perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan/penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan, penghapusan/pelelangan, pengawasan, pelaporan dan
evaluasi. Jadi kajian dari administrasi
materiil sebenarnya sama dengan administrasi perbekalan. Tujuan dari adanya
administrasi materiil adalah materiil yang ada dapat efisien dan dapat
digunakan sesuai jangka waktu sesuai dengan umur seharusnya. Sebagai contoh:
dalam pengelolaan perlengkapan material milik daerah perlu dikelola sebaik
mungkin agar natinya dapat digunakan secara efisien dan tidak mengganggu APBD
yang telah disusun.
3.
Manajemen Materiil
Seperti halnya istilah-istilah yang telah dijelaskan sebelumnya
manajemen materiil sebenarnya mempunyai bidang ajian dan fungsi yang sama
dengan dua istilah yang telah dijelaskan sebelumnya. Sebelum mengartikan
pengertian manajemen materiil alangkah baiknya jika kita mengetahui definisi
dari manajemen. Istilah manajemen bersal dari perkataan bahasa italia
“maneggiare” yang berarti “melatih kuda-kuda” atau secara harfiah
“mengendalikan (to handle)”. Sebenarnya istilah manajemen dan administrasi
memiliki arti yang sama yakni sebagai suatu proses namun yang membedakan adalah
ruang lingkup penggunaannya. Administrasi biasa digunakan di kalangan birokrasi
atau pemerintahan negara sedangkan manajemen biasanya digunakan di kalangan
perusahaan atau badan-badan swasta. Jadi, manajemen materiil dapat diartikan
keseluruhan proses pengendalian orang dan barang – barang melalui sistem
penataan/pengelolaan mulai dari perencanaan, penganggaran, pengadaan,
penerimaan, penyimpangan, pendistribusian(pemakaian),
pemeliharaan hingga penghapusannya.
4.
Manajemen Logistik
Istilah manajemen telah dijelaskan pada pengertian sebelumnya,
yakni sebagai suatu proses untuk mengendalikan segala bentuk sumber daya yang
ada agar nantinya dapat berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu
manajemen logistik dapat diartikan sebagai suatu proses mengendalikan baik itu
berupa perencanaan sampai pada pengawasan segala bentuk sumber daya logistik
yang ada agar nantinya dapat tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
Dengan mengkaji
beberapa istilah-istilah yang hampir sama dengan administrasi logistik di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya istilah-istilah tersebut
memiliki makna yang sama satu sama lain. Istilah-istilah tersebut sebenarnya
sama-sama merujuk pada suatu konsep atau pengertian tentang suatu proses
pengelolaan sumber daya logistik agar berjalan secara efektif dan efisien. Sama
halnya dengan dministrasi dan manajemen yang sebenarnya memiliki makna yang
sama hanya saja lingkup penggunaannya saja yang berbeda. Dari situlah maka saya
memberikan beberapa alasan mengapa
muncul istilah-istilah yang hampir sama dengan administrasi logistik, antara
lain:
1. Ilmu akan selalu mengalami perkembangan
mengikuti perkembangan jaman baik itu dari segi kajian, istilah, dll. Oleh
karena itu akan muncul istilah-istilah baru dari ilmu tersebut yang sebenarnya
satu sama lain memiliki makna yang sama.
2. Kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Hal
ini mendorong manusia untuk mengembangkan ilmu sesuai dengan kebutuhan manusia,
baik itu dari segi istilah maupun bidang kajiannya.
3. Agar terlihat jelas perbedaan ruang lingkup
penggunaan ilmu tersebut. Misalnya, administrasi yang lebih merujuk ke arah
pemerintahan negara (birokrasi). Sedangkan manajemen yang lebih merujuk kepada
lembaga swasta (perusahaan) yang pada dasarnya keduanya memiliki satu konsep
pengertian yang sama yakni pengelolaan sumber daya agar efektif dan efisien.
c. Alasan mengapa logistik
milik organisasi harus dikelola dengan baik.
Pada umumnya bahwa dalam menyelenggarakan berbagai fungsi dan
kegiatannya, setiap organisasi membutuhkan berbagai sarana dan prasarana.
Semakin beraneka ragam fungsi, tugas dan kegiatan yang harus diselnggarakan
maka semakin beragam pula sarana dan prasarana yang diperlukan dan digunakan.
Teori ini berlaku bagi organisasi dalam lingkungan pemerintahan, organisasi
niaga, organisasi sosial dan bahkan organisasi nirlaba sekalipun. Keseluruhan
proses pengelolaan berbagai sarana dan prasarana tersebut merupakan domain
administrasi logistik.
Jika berbicara mengenai organisasi maka akan banyak sekali muncul
definisi terkait organisasi. Marshall seorang ahli ekonomi inggris berpendapat
bahwa organisasi adalah “organisasi dalam pengertian umum adalah modal, tenaga,
dan organisasi”, maka akan tampak dua pengertian yaitu:
a)
Organisasi sebagai kesatuan susunan, yang
mempunyai fungsi mencapai sesuatu
tujuan.
b)
Organisasi sebagai unsur atau elemen kesatuan
susunan yang mempunyai fungsi mengatur soal-soal intern.
Selain itu ada pendapat lain mengenai definisi organisasi yaitu
menurut Cyril Soffer, organisasi adalah perserikatan orang-orang yang
masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian
dalama mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian
digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.
Dari dua pengertian ahli di atas maka sangatlah perlu suatu
pengelolaan yang baik dari berbagai elemen-elemen organisasi tersebut, baik iu
dari segi SDM maupun segi sarana dan prasaran (logistik) agar nantinya dapat
tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Oleh karena itu titik tolak seluruh pembahasan administrasi logistik
ialah agar kegiatan organisasional terlaksana dengan lancar, efisien, dan
efektif dibutuhkan sarana dan prasarana tertentu yang harus tersedia dalam
jumlah yang tepat, mutu yang dapat diandalkan, jenis yang sesuai kebutuhan
serta tersedia pada waktu yang tepat. Oleh karena itu beberapa fungsi
dijalankan oleh administrasi logistik agar nantinya suatu organisasi dapat
berjalan sesuai harapan. Fungsi-fungsi administrasi logistik antara lain:
a)
Perencanaan kebutuhan
b)
Pengadaan logistik
c)
Penyimpanan
d)
Distribusi
e)
Penggunaan, dan
f)
Penghapusan.
Semua fungsi-fungsi tersebut harus berjalan seimbang dan saling
bersinergi satu sama lain. Apabila salah satu fungsi tersebut tidak mampu
berjalan dengan baik maka administrasi logistik organisasi juga tidak akan
berjalan dengan baik.
Sebagai contoh misalnya dalam suatu organisasi, sebut saja
perusahaan percetakan. Perusahaan percetakan agar dapat berjalan secara efektif
dan efisien serta tercapainya tujuan organisasi (perusahaan), maka diperlukan
suatu pengelolaan yang baik terhadap segala sumber daya yang dimilikinya salah
satunya adalah logistik atau inventaris perusahaan. Dalam berjalanya produksi
maka sebuah perusahaan percetakan membutuhkan mesin cetak, kertas, tinta, dll.
Pengelolaan barang-barang tersebut harus dilaukan secara sistematis dan
seefektif mungkin. Misalnya penggunaan mesin cetak yang harus dibuat nilai
penyusutannya agar nantinya dapat diketahui berapa lama masa pakai mesin
tersebut serta nantinya dapat mengganti mesin cetak tersebut sesuai kebutuhan.
Untuk barang habis pakai seperti kertas dan
tinta maka perlu dilakukan pemilihan barang yang mutunya sesuai,
jenisnya juga sesuai. Selain itu distribusi barang pun juga harus lancar.
Jangan sampai barang terlambat datang sehingga mengganggu proses produksi.
Oleh karena itu banyak sekali tujuan pengelolaan logistik yang
baik bagi suatu organisasi, antara lain:
1. Mampu menyediakan logistik sesuai dg
kebutuhan
2. Mampu menyediakan informasi berkaitan dg
keberadaan logistik
3. Mampu menyediakan logistik siap pakai
4. Mampu menjaga dan mempertahankan kondisi
teknis, daya guna dan daya hasil logistik
5. Mampu melakukan pengakhiran fungsi logistik
dg pertimbangan & argumentasi yg dpt dipertanggjwbkan
6. Mampu mencegah & mengambil tindakan
antisipatif thd berbagai penyimpangan
7. Mampu menyediakan pedoman kerja bagi setiap
unit kerja
8. Mampu membangun budaya penggunaan logistik
secara bertanggung jawab
2.
a.
Alasan penelitian kebutuhan merupakan hal yang penting
Pengertian pengadaan
dalam buku manajemen logistik ialah segala kegiatan usaha untuk menambah dan
memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan
menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada (termasuk di
dalamnyausaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam
batas-batas efisiensi). Sedangkan dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003 ijelaskan
pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang
dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh
penyedia barang/jasa. Pengadaan dapat mempengaruhi keseluruhan proses arus
barang karena merupakan bagian penting dalam proses tersebut, karena itu
pengadaan harus dianggap sebagai fungsi yang strategis dalam manajemen
logistik, dimana dalam pelaksanaan pengadaan ini harus tersedia dalam jumlah yang
cukup, pada waktu yang tepat dan harus diganti dengan cara berkesinambungan dan
teratur. Dengan pelaksanaannya yang diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
berlaku.Pengadaan barang dalam sehari-hari disebut juga pembelian dan merupakan
titik awal pengendalian persediaan jika titik awal ini sudah tidak tepat, maka
pengendalian akan sulit dikontrol. Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan
dengan pembelian, tetapi didasarkan ataspilihan berbagai alternatif dengan
berpedoman pada prinsip alternatif mana yang paling praktis,efisien dan
efektif.
Melihat
begitu pentingnya sebuah pengadaan barang bagi suatu organisasi maka tidak
kalah pentingnya juga tentang penelitian kebutuhan. Penelitian kebutuhan
dianggap penting karena dalam penelitian suatu barang yang akan dibeli dapat
dikaji terlebih dahulu agar nantinya tidak terjadi suatu pemborosan. Penelitian
merupakan suatu kegiatan mengkaji dan memcahkan masalah melalui metode ilmiah.
Oleh karenanya penelitian kebutuhan dapat pula diartikan sebagai suatu proses pengkajian
kebutuhan atau barang-barang logistik agar tercapai suatu tujuan yang efektif
dan efisien. Oleh karenanya penelitian kebutuhan juga merupakan hal yang sangat
penting bagi suatu organisasi
Contoh
dari pentingnya suatu penelitian kebutuhan, sebut saja sebuah perusahaan meubel
bernama perusahaan A akan mengadakan suatu barang yakni mesin diesel, oleh
karena itu agar nantinya mesin diesel ini dapat menunjang proses perusahaan
perlulah diadakan suatu penelitian kebutuhan. Penelitian tersebut dapat meliputi
banyak hal misalnya dari segi kegunaan apakah sudah perlu bagi perusahaan untuk
membeli mesin diesel baru jika memperhatikan mesin diesel yang lama. Jangan
sampai mesin diesel yang lama yang sesungguhnya masih bisa digunakan dengan
baik justru dibuang sehingga akan menimbulkan pemborosan. Selain itu penelitian
juga bisa terkait masalah merk, type, maupun harga barang. Segala hal tersebut
harus bisa disesuaikan dengan keadaan perusahaan tersebut. Jangan smpai
nantinya jika barang tersebut sudah benar-benar terbeli dan ternyata tidak
sesuai justru tidak terpakai.
b.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penelitian kebutuhan logistik
Setelah mengetahui pentingnya
penelitian kebutuhan setidaknya ada lima faktor yang harus diperhatikan dalam
penelitian kebutuhan logistik, antara lain:
1.
Faktor fungsional
Perhatian dari faktor fungsional
adalah segala kebutuhan tersebut nantinya harus mempunyai fungsi terhadap
organisasi baik terhadap karyawan maupun non karyawan. Faktor ini sebenarnya
mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi umum dan fungsi khusus.
o Fungsi
umum ialah setiap benda perbekalan atau kebutuhan nantinya secara umum
berfungsi sebagai alat untuk memperlancar tugas pekerjaan para
karyawan/pegawai. Jadi dalam hal ini penelitian ditekankan pda fungsi barang
terhadap karyawannya. Sebagai contoh: sebuah perusahaan tekstile akan membeli
alat baru agar proses produksi semakin meningkat. Dari sini maka sebelum
pengadaan barang tersebut perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu. Apakah
nantinya dengan alat baru ini semua karyawan atau pegawai perusahaan akan mampu
menggunakannya atau justru nantinya alat ini akan menghambat proses produksi
perusahaan dikarenakan ketidaktahuan cara penggunaan dari karyawann.
o Fungsi
khusus ialah berkaitan dengan bentuk, type, ukuran dan lain-lain. Jadi yang
menjadi penekanan pada fungsi khusus ini adalah terkait bentuk, type, ukuran
dari barang yang akan diadakan. Bentuk, type, maupun ukuran barang seharusnya
sesuai dengan kebutuhan suatu orgaisasi. Jangan sampai nantinya akan terjadi
pemborosan karena barang yang sudah debeli ternyata tidak sesuai kebutuhan.
Oleh karena itu sangatlah penting untuk melakukan penelitian kebutuhan. Sebagai
contoh: sebuah perusahaan makanan dalam memproduksi suatu produk makanan
seharusnya melakukan penelitian terhadap kebutuhan akan bahan-bahan pembuatan
makanan tersebut agar nantinya tidak terjadi pemborosan.
2.
Faktor biaya manfaat
Faktor ini menekankan pada
pertimbangan antara biaya yang harus dikeluarkan
dengan manfaat yang diperoleh. Segala bentuk barang
yang akan dibeli atau diadakan sudah seharusnya memiliki fungsi dan manfaat
yang sesuai dengan harga barang tersebut. Jangan sampai nantinya barang yang
dibeli dengan harga tinggi tidak mampu memberi manfaat yang maksimal bagi
organisasi. Oleh karenanya sangatlah perlu dan penting bagi organisasi untuk
melakukan penelitian kebutuhan terlebih dahulu. Agar nantinya tidak terjadi
kerugian. Sebagai contoh: sebuah kantor akan membeli sebuah proyektor maka
sebelum melakukan pembelian alangkah baiknya jika dilakukan penelitian terlebih
dahulu. Jangan sampai nantinya setelah barang tersebut terbeli justru tidak
mampu difungsikan secara maksimal karena jarang digunakan. Hal ini nantinya
akan mengurangi efisiensi dan efektifitas anggaran. Alangkah baiknya jika
anggaran dignakan untuk membeli kebutuhan yang lebih penting.
3.
Faktor standardisasi
Faktor standardisasi sangat
berkaitan erat dengan pembakuan mengenai
jenis, ukuran, mutu dan harga dari barang
perlengkapan/logistik. Standardisasi erat kaitannya dengan Normalisasi.
Normalisasi adalah pembuatan
ukuran-ukuran yang normal berdasarkan standar yang telah ditentukan.
Salah
satu masalah yang sering dihadapi dalam penelitian kebutuhan adalah masalah
penyusunan standar-standar mengenai barang-barang dan cara-cara pembelian
secara nasional, sehingga pembelian-pembelian dapat dilakukan tanpa mengalami
keborosan. Karena teknologi semakin berkembang dari waktu ke waktu maka
standardisasi juga harus mengikuti
perkembangan tersebut. Jangan sampai standardisasi malah akan menghambat proses
modernisasi suatu organisasi. Contonya adalah: standardisasi mesin ketik yang
dulunya menggunakan mesin ketik kini seharusnya dapat menyesuaikan perkembangan
teknologi misalnya dengan standardisasi menuju komputer sesuai dengan
program-program yang up to date.
Banyak
sekali masalah yang muncul dalam proses standardisasi, oleh karenanya
diperlukan suatu badan khusus atau ahli yang mampu menangani proses
standardisasi alat-alat. Badan ini bertujuan antara lain supaya dalam
pembelian-pembelian besar dapat dilakukan secara lebih hemat serta dapat
diusahakan supaya satu organisasi tidak berkelebihan barang tertentu, sedang
badan organisasi lain kekurangan. Namun demikian dengan adanya badan yang
berpusat dalam bidang pengadaan ini, maka akan memungkinkan terjadinya monopoli
kewenangan dan hubungan pribadi (nepotisme).
Standardisasi
mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian, berikut adalah keuntungan dari
standardisasi:
o Karena bentuk, ukuran, tipe yang ditetapkan secara
Internasional, maka akan memudahkan penggantian suku cadang.
o Perawatan menjadi mudah dan sederhana
o Peralatan menjadi favorit sehingga mudah dijual dan mudah
diperoleh
o Suku cadang akan tersedia cukup banyak
o Harga dapat ditekan serendah mungkin
o Kerusakan yang kecil tidak perlu menyebabkan tidak
berfungsinya peralatan tersebut.
Sedangkan kerugiannya antara lain:
o Orang hanya terikat pada beberapa merk peralatan yang
dapat dipilihnya
o Pedagang mungkin dapat mempermainkan konsumen peralatan
tersebut.
Melihat uraian di atas contoh dari
standardisasi misalnya, di dalam suatu pemerintahan atau lingkup DPRD akan
mengadakan pengadaan suatu mobil dinas maka dari itu dalam penelitian kebutuhan
alangkah baiknya jika diadakan suatu standardisasi atau pembakuan barang.
Standardisasi tersebut meliputi merk, type, warna maupun harga mobil tersebut.
Dalam standardisasi tersebut maka diperlukan suatu pengkajian agar nantinya
barang yang dibeli tidak ketinggalan jaman dan agar nantinya barang tersebut
dapat membantu pelaksanaan tugas agar lebih efektif dan efisien.
4.
Faktor prestise
Dalam faktor perstise yaitu perlu diperhatikan siapa yang akan mempergunakan,
apa jabatannya dsb.
Beda jabatan, beda perlengkapannya.
Hal ini mengandung makna bahwa dalam pengadaan suatu barang perlu dilakukan
penelitian dari segi prestise untuk siapa barang tersebut digunakan. Barang
yang akan dibeli seharusnya bisa menggambarkan pemakainya baik itu dari
statusnya maupun kewibawaannya. Jangan sampai nantinya barang yang dibeli dan
digunakan justru akan menurunkan kewibawaan atau prestise pemakainya. Meskipun
terkesan hal ini tidak begitu penting namun setidaknya faktor ini dapat menjadi
tolok ukur keberhasilan administrasi logistik. Contoh dari faktor ini secara
konkrit misalnya, dalam suatu pemerintahan daerah akan menganggarkan biaya
untuk membeli mobil dinas bupati tujuannya agar mempermudah mobilitas bupati.
Namun selain memperhatikan faktor tersebut perlu juga diperhatikan faktor
prestise bagi pemakainya. Setidaknya mobil dinas yang dipakai bupati tersebut
bisa mengangkat kewibawaan pemakainya. Walaupun pada dasarnya mobil ini
bertujuan agar mobilitas bupati dapat berjalan efektif dan efisien.
5.
Faktor Anggaran
Yaitu
mempertimbangkan ketersediaan anggaran dalam organisasi. Dengan mempertimbangkan
faktor ini maka akan dapat disusun skala prioritas kebutuhan logistik maupun
cara-cara pengadaan logistik degan tidak meninggalkan pertimbangan efektivitas
dan efisiensi. Dari pengertian di atas maka dapat
diketahui bahwa dalam rangka pengadaan suatu barang atau logistik perlu juga
memperhatikan keadaan anggaran yang tersedia jangan sampai nantinya pengeluaran
akan menggelembung dan tidak sebanding dengan pendapatan, sehingga
mengakibatkan defisit anggaran. Jangan sampai muncul istilah besar pasak
daripada tiang. Sebagai contoh, suatu perusahaan akan membeli mesin baru untuk
peningkatan efektifitas dan efisiensi. Meskipun tujuannya baik untuk
perusahaan, namun di balik itu perlu dilakukan penelitian tentang besarnya
anggaran yang tersedia. Jangan sampai pembelian ini akan justru membuat aggaran
menjadi defisit serta pemborosan.
c.
Tahapan-tahapan dalam penentuan
kebutuhan logistik.
Salah satu kegiatan dari
administrasi logistik adalah penentuan kebutuhan logistik atau penentuan
barang-barang kebutuhan organisasi. Penentuan kebutuhan logistik adalah suatu kegiatan perumusan daftar nama-nama barang yang pasti akan diadakan oleh suatu
organisasi dalam periode waktu tertentu. Jadi
penentuan kebutuhan logistik menunjuk pada suatu kegiatan yang dilakukan untuk
merumuskan segala daftar nama-nama
barang yang pasti akan diadakan setelah diurutkan berdasarkan
daftar penyusunan
kebutuhan menurut indeks korelasinya.
Indeks
korelasi merupakan skala kepentingan barang tertentu bagi suatu organisasi,
indeks korelasi dibedakan menjadi 3, yaitu:
v Tinggi ( Skala Primer ) : benda-benda tersebut sangat mutlak
dibutuhkan, tanpa adanya benda tersebut
instansi tidak akan bisa berjalan. Barang ini
bersifat sangat mendesak. Contoh suatu
instansi yang bertugas untuk melakukan pencatatan sipil dan kearsipan maka
sangat mutlak bagi instansi tersebut untuk memiliki mesin ketik (komputer).
v Sedang ( Skala Sekunder ) : benda-benda itu penting
untuk memperlancar jalannya instansi, namun tidak mutlak.
Barang ini sifatnya mendesak. Contoh: sebuah instansi untuk memperlancar
distribusi maka diperlukan alat transportasi pribadi. Alat transportasi ini
berguna untuk memperlancar jalannya instansi namun tidak harus dimiliki karena
masih bisa dengan alternatif lainnya.
v Rendah ( Skala
Tertier ) : adanya benda-benda tersebut perlu untuk
membantu memperlancar jalannya instansinsi, namun tidak mutlak dan tidak
penting. Barang ini bersifat tidak mendesak. Contohnya:
untuk menjaga agar karyawan tetap semangat bekerja, maka dibutuhkan suatu
hiburan seperti musik yaitu dapat berupa tape recorder maupun DVD. Barang ini tidak
mutlak dan tidak penting namun dapat memperlancar jalannya organisasi.
Ada banyak pendapat terkait dengan
tahapan penentuan kebutuhan logistik. Namun saya akan menjelaskan salah satu
pendapat tersebut, yakni dari lucas dan rumsari. Tahapan penentuan kebutuhan
logistik menurut lucas dan Rumsari dapat digambarkan dengan skema sebagai
berikut:
1.
Langkah pertama dalam
penentuan kebutuhan logistik ialah menyusun nama-nama barang yang dibutuhkan
organisasi. Pada proses ini bertujuan untuk mendata segala kebutuhan barang
yang diperlukan dalam sebuah instansi atau organisasi baik itu berupa barang
tahan lama maupun barang habis pakai. Pada proses ini sama sekali tidak
memperhatikan tingkat kepentingan barang tersebut dan anggaran dari organisasi.
Sebagai contoh: suatu instansi kelurahan akan membeli berbagai kebutuhan
logistik. Oleh karena itu pada proses ini maka dilakukan proses pendataan
barang-barang apa saja yang diperlukan dalam proses keberjalanan instansi
tersebut dari yang kecil sampai yang besar, seperti kertas, tinta, komputer,
printer, mobil transport, motor dinas, meja kerja, kursi rapat, lemari arsip,
dlsb.
2.
Langkah yang kedua atau
langkah selanjutnya yakni membuat atau menyusun skala prioritas. Dalam proses
atau tahapan ini barang-barang yang telah dicatat pada proses sebelumnya harus
dipertimbangkan tingkat kepentingannya apakah barang itu sangat penting, kurang
penting, atau bahkan tidak penting. Tujuan dari tahapan ini adalah menghindari
terjadinya pemborosan dan ketidakefektifan barang yang telah dibeli. Sebagai
contoh, setelah barang-barang yang dibutuhkan intansi tersebut tercatat semua
maka dipilah mana yang sekiranya lebih penting antara barang yang satu dengan
yang lainnya.
3.
Langkah yang ketiga
atau terakhir dari tahapan penentuan ebutuhan logistik adalah membuat daftar
nominasi barang (DNB). Daftar Nominasi
Barang adalah daftar yang memuat gambaran informasi mengenai nama dan spesifikasi
barang serta jumlah barang yang diadakan serta memuat gambaran informasi mengenai harga persatuan dan harga total guna
memperhitungkan anggaran yang dibutuhkan.
Pada proses pembuatan daftar nominasi barang ini bertujuan untuk menyesuaikan
barang yang akan dibeli dengan anggaran yang dimiliki organisasi (perusahaan).
Jangan sampai nantinya justru terjadi penggelembungan anggaran. Selain itu
dalam penyusunan Daftar Nominasi Barang (DNB) harus melibatkan berbagai pihak terkait.
Sebagai contoh, setelah perusahaan membuat skala prioritas maka disesuaikan
dengan anggaran yang ada dengan barang yang ada, baik itu dari segi merk,
jenis, maupun typenya yang semuanya harus sesuai dengan anggaran yang dimiliki
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Krisna, Dimas., Kristanto, Wahyu., 2013.
Manajemen dan Rekayasa Logistik. Diakses
tanggal 2 april 2013 pukul 10.50 dari http://www.scribd.com
Moekijat. 1992. Pokok-pokok Pengertian
Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan. Bandung: CV. Mandar Maju
Siagian, sondang P. 1992. Kerangka Dasar
Ilmu Administrasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sukarna. 1990. Prinsip-prinsip
Administrasi Negara. Bandung: CV. Mandar Maju
Syamsi, Ibnu. 1983. Administrasi
Perlengkapan Matriil Pemerintah Daerah. Yogyakarta: PT. Bina Aksara
Tjokroamidjojo, Bintoro. 1995. Pengantar
Administrasi Pembangunan. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia
Wajong, J. 1954. Organisasi dan
Administrasi. Jakarta
Widarman. 2013. Makalah Manakemen
Logistik. Diakses tanggal 2 april 2013 pukul 10.48 dari http://www.slideshare.net
Widjaja, A. W., 1993. Administrasi
Kearsipan Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Yuliani, Sri. 2004. Pengantar Ilmu
Administrasi Negara. Surakarta
4 komentar
sangat membantu. Terimakasih :)
sangat membantu terima kasih
Cargo Cepat & Murah
Halo kakak salam kenal ya dari saya suci amelia,disini saya ingin belajar berbagi mengenai tentang sejarah pemasaran,boleh kunjungi blog saya biar siapa tau kita bisa bertukar pikiran.Terimakasih❤
https://suciamelia1.blogspot.com/2021/09/sejarah-tentang-ilmu-manajemen.html
Posting Komentar