Label 3

Sabtu, 22 Februari 2014

EFEKTIVITAS KERJA PNS DALAM REFORMASI BIROKRASI

EFEKTIVITAS KERJA PNS DALAM REFORMASI BIROKRASI
Oleh: Yustisia Putranti, Sri Suwartiningsih

Pendahuluan
Sejak tahun 1998 telah dilaksanakan reformasi, termasuk reformasi di bidang birokrasi. Reformasi birokrasi merupakan upaya sistematis, terpadu dan komprehensif untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), meliputi aspek kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, pengawasan, dan pelayanan publik (Effendi, 2007). Reformasi birokrasi dianggap sangat penting karena selama puluhan tahun PNS memang memilki citra yang buruk terutama menyangkut rutinitas pekerjaannya. PNS dianggap belum mampu menjalankan tanggung jawab pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat dari maraknya pelanggaran yang mengakibatkan inefektivitas kerja, sehingga muncul beberapa anekdot di kalangan masyarakat yang menyebut PNS berpenyakit KUDIS (kurang disiplin), ASMA (asal mengisi absen), TBC (tidak bisa computer), dan GINJAL (gaji ingin naik –kerja lamban)
Sebagai contoh dari fenomena di atas antara lain, banyak PNS yang selama jam kerja berkeliaran di pasar atau pusat perbelanjaan. Bukanlah suatu pemandangan yang asing jika pada saat jam kerja PNS tengah berbelanja, menjemput anak sekolah, pergi ke salon, atau mengobrol dengan rekan-rekannya. Selain itu jika di kantor, pada sela-sela jam kerja PNS tampak beraktivitas nondinas seperti membaca tabloid, majalah atau novel, duduk bersantai, menonton televisi, bermain game bahkan berlama-lama untuk merokok. Jika diakumulasikan bisa jadi lebih banyak waktu yang dipakai untuk kegiatan non dinas daripada kegiatan dinas. Hal ini menjadi kajian penting tentang efektivitas kerja PNS dalam reformasi birokrasi penting untuk dikaji.
Kerja dan Analisis Beban Kerja
Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, perayaan yang berhubungan dengan perkawinan, khitanan, dsb, cak pekerjaan, cak bekerja. (KBBI, 2002). 12 definisi kerja menurut Gering dan Tri (2003), yaitu:
1.      Kerja adalah hukuman
2.      Kerja adalah beban
3.      Kerja adalah kewajiban
4.      Kerja adalah sumber penghasilan
5.      Kerja adalah kesenangan
6.      Kerja dipandang sebagai gengsi berkaitan dengan status sosial dan jabatan
7.      Kerja adalah aktualisasi diri
8.      Kerja adalah panggilan jiwa
9.      Kerja adalah pengabdian kepada sesama
10.  Kerja adalah hidup
11.  Kerja adalah ibadah
12.  Kerja adalah suci
Analisis Beban Kerja (ABK) adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja. Ada tiga aspek dalam penerapan ABK yaitu:
1.      Norma waktu
Waktu yang wajar dan nyata digunakan secara efektif dengan kondisi normal seorang pemangku jabatan menyelesaikan pekerjaan.
2.      Volume kerja
Sekumpulan pekerjaan yang harus dikerjakan dalam satu tahun.
3.      Jam kerja efektif
Jam kerja yang harus digunakan untuk berproduksi atau menjalankan tugas yang menghasilkan produk.

Efektifitas Kerja
Mayoritas PNS memaknai kerja sebagai sumber penghasilan, sehingga mereka menilai bahwa pekerjaan dilihat dari ada atau tidak adanya pendapatan bernilai rupiah yang diperoleh. PNS justru memanfaatkan waktu pada jam kerjanya untuk memperoleh tambahan penghasilan, seperti menjadi anggota MLM tertentu. Pola yang semacam ini akan mengakibatkan inefektivitas dan inefisiensi kerja. suatu pekerjaan dikatakan efektif apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan rencana kegiatan yang telah ditetapakan. Selain itu alangkah baiknya jika waktu non dinas yang dimilki PNS dimanfaatkan untuk menghasilkan lebih banyak produk dibandingkan hanya diam menunggu pekerjaan datang, seperti:
·      PNS sebagai Petugas kebersihan
·      PNS petugas santel
Efektivitas Kerja Menurut ABK
Standar yang digunakan untuk mengukur efektifitas kerja PNS adalah 5W+ 1H, artinya siapa-apa-kapan-dimana-mengapa dan bagaimana PNS menggunakan jam kerja efektif untuk melakukan tindak kerja yang menghasilkan output. tiga tipe PNS berdasarkan selera atasan, antara lain:
1.      Tipe I: PNS mampu
PNS yang selalu mendapat prioritas penugasan dari atasan karena dianggap mumpuni.
2.      Tipe II: PNS Standar
PNS tipe ini biasanya melaksanakan pekerjaan yang cenderung ideal atau normatif
3.      Tipe III: PNS Tidak mampu
PNS kategori ini akan mengalami disguised unemployment dan terlihat luntang-luntung di unit kerjanya.
Konsep efektifitas kerja menurut Gibson (Moenir, 2000) sebagai berikut:
1.      Efektivitas individual
Efektivitas yang menunjukkan bahwa secara personal efektivitas kerja PNS berdasarkan ABK adalh cukup.
2.      Efektivitas kelompok
Dimana berdasarkan ABK dapat dikatakan bahwa rata-rata setiap bagian kelebihan jumlah PNS sebanyak 4 orang. Terlihat dalam skala populasi yang lebih besar, efektivitas kerja PNS belum efektif.
3.      Efektivitas Organisasi
Kesimpulan
Dengan melihat beberapa permasalahan yang ada maka sangatlah perlu dilakukan penataan organisasi. Penataan organisasi dapat dimulai dengan telaah tupoksi, penggabungan organisasi, penempatan personil dengan distribusi merata, penyelarasan antara kompetensi pribadi dan kompetensi jabatan agar efektivitas kerja PNS lebih optimal. Penataan yang tidak hanya behenti pada aspek organisasi tetapi sampai pada penataan birokrasi.
ABK menjadi sorotan dalam mengejawantahkan efektivitas kerja. Meskipun ABK telah ada sejak lama, namun tidak dipungkiri secara komprehensif sistem yang terbangun masih jauh dari sempurna. Pemerintah seharusnya memberikan perhatian lebih kepada efektivitas kerja PNS terutama melihat beban kerja dan waktu kerja sehingga diperoleh formulasi kebijakan yang tepat.
Sudah seharusnya organisasi birokrasi dapat terus berbenah diri untuk mengoptimalakan efektivitas kerja PNS, sehingga peran PNS sebagai abdi masyarakat dan abdi negara dapat berjalan optimal tanpa mengesampingkan peran PNS yang multidimensional. Denag demikian reformasi birokrasi yang efektif dan produktif adalah menjadi pekerjaan selanjutnya. Pada akhirnya proses pembangunan dapat berjalan dengan efektif dan efisien karena difasilitasi oleh aktor-aktor birokrasi yang handal.

1 komentar

Unknown 24 Juni 2018 pukul 11.10

KISAH CERITA SAYA ~ SUKSES JADI PNS


Assalamu Alaikum wr-wb, mohon maaf sebelum'nya saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS, saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi Pemerintan Manapun, saya sudah 7 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 2 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari tempat saya honor mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-2174-0123 dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk DR. HERMAN. M.SI No beliau selaku direktur aparatur sipil negara di bkn pusat Hp beliau 0853-2174-0123 siapa tau beliau masih bisa membantu anda. Wassalam....

Posting Komentar

Popular Posts