EFEKTIVITAS
DAN EFISIENSI ORGANISASI
Efektivitas organisasi pada dasarnya
merupakan sebuah rentangan atau tingkatan tertentu, oleh karena itu efektivitas
organisasi tidak dapat dimaknai sebagai sebuah titik. Rentangan pada suatu efektivitas
organisasi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu efektif, cukup efektif dan sangat
efektif. Manajer memiliki kebebasan untuk memilih pada tingkatan mana
efektivitas organisasi akan diletakkan sehingga manajer memiliki kekuasaan
penuh atas pemilihan kebijakan dalam organisasinya. Sebagai imbalannya adalah
manajer akan memperoleh kekuasaan dan atau stabilitas.
Secara umum kebanyakan manajer memilih
tingkatan efektifitas organisasi yang paling minimal. Dengan efektifitas
organisasi yang minimal, manajer akan mempunyai ruang yang lebih luas untuk
menerapkan otonominya atau kewenangannya. Pemilihan efektifitas organisasi
hanya sebagai formalitas manajer dalam menjalankan organisasinya. Tingkat
efektifitas organisasi selalu sebanding lurus dengan rasionalitas organisasi,
dengan kata lain efektifitas yang tinggi juga akan menghasilkan rasionalitas yang tinggi pula. Hal ini pula
yang akhirnya berdampak pada tingkat
otonomi manajer dalam sebuah organisasi.
Kebanyakan organisasi-organisasi besar
memiliki kemampuan untuk memanipulasi dan mengontrol lingkungan mereka. Dalam
hal ini organisasi tersebut berperan sebagai pemimpin pasar atau sering di
sebut”market leader”. Banyak keuntungan yang didapat organisasi yang berperan
sebagai market leader di antaranya dapat mengontrol kualitas barang, jenis
barang, dan mampu mendikte para pesaingnya sesuai keinginan organisasi
tersebut. Untuk menekan pasar, organisasi-organisasi yang besar memiliki cara
yang umum di lakukan yaitu dengan membatasi persaingan terhadap organisasi
lainnya. Pembatasan persaingan tersebut dengan melakukan merger, akuisisi, join
ventures, konglomerasi atau menempuh cara politik dengan jalan mempengaruhi
kebijakan pemerintah.
Jarak antara lingkungan yang
sesungguhnya dengan tindakan organisasi dijembatani oleh persepsi dan evaluasi
kejadian yang di lakukan oleh para pengambil keputusan. Pembahasan tentang
lingkungan telah di kupas tentang lingkungan tersebut di mana lingkungan di
bedakan menjadi 2 yaitu lingkungan riil dan lingkungan yang dipersepsikan.
Informasi yang biasa di terima oleh seorang manajer adalah informasi yang sudah
bias karena informasi tersebut merupakan hasil persepsi para manajer di
lingkungan organisasinya. Persepsi yang di hasilkan berbeda-beda antara manajer
satu dengan manajer lainnya. itu semua tergantung dari kepentingan,
pengetahuan, pengalaman para manajer. Oleh karena itu, berbagai perbedaan
persepsi dan interpretasi tentang lingkungan inilah yang memiliki pengaruh yang
besar dalam menentukan rancangan/desain struktural organisasi tersebut.
Pada penjelasan di atas telah dijelaskan
mengenai apa yang disebut dengan pendekatan strategis, yakni suatu pendekatan
terbaik yang dipilih seorang manajer untuk memilih tingkat efektifitas yang
terbaik bagi organisasinya. Namun pendekatan strategis ini juga memiliki
berbagai kelemahan . Kelemahan tersebut antara lain: pertama, pendekatan ini
nantinya akan mempersulit terjadinya perubahan domain atau bidang pekerjaan
yang dikerjakan organisasi tersebut. Akibatnya akan mengakibatkan banyaknya
masalah seperti PHK, rekrutmen tenaga kerja baru, dll. Kedua, organisasi akan
terhambat untuk memasuki pasar yang berbeda-beda. Hambatan ini nantinya muncul
dikarenakan masalah biaya, baik biaya produksi maupun skala ekonomis, biaya
absolut, dll. Pasar yang semakin berkembang nantinya akan mengakibatkan otonomi
manajer berkurang sehingga manajer harus memperhatikan efektifitas dan
rasionalitas organisasi lebih. Manajer juga harus mempertimbangkan pengaruh
lingkungan dalam pengambilan keputusannya.
0 komentar
Posting Komentar