Label 3

Minggu, 23 Februari 2014

Alam Semesta




Resume Tentang Artikel Alam Semesta
Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Alamiah (Natural Science) adalah suatu ilmu yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan merupakan ilmu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khusus yaitu dengan melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan yang lain. Cara ini dikenal dengan metode ilmiah yang pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Sejak digunakannya metode ilmiah didalam penelitian ilmiah, dimulailah IPA modern yang kemudian berkembang sangat pesat.

Alam semesta, Galaksi dan Tata Surya
Alam Semesta
Alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.
Galaksi
Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap. Galaksi yang sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau kita cermati agak aneh nama milky way tersebut karena dari benda angkasa luar diumpamakan dengan susu. Namun dari keanehan tersebut terdapat keunikan, yakni bintang bertebaran di langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di langit. Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan lingkaran obat nyamuk jika dilihat dari atas dan seperti gasing bila dilihat dari samping. Galaksi kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini dibuktikan dengan ukannya yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan lebar 10 tahun cahaya dan tata surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Galaksi merupakan sekumpulan bintang, planet, gas, dan debu yang kesemuanya itu membentuk suatu komponen yang cukup besar sehingga dapat diamati dengan cukup mudah di tengah maha luasnya alam semesta. Galaksi terkecil mengandung beberapa juta bintang, sedangkan yang terbesar bisa jadi menampung sebanyak satu triliun bintang.
Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit seperti satelit, komet, dan asteroid. Tata surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari benda-benda langit dan satu bintang. Tata surya adalah bagian kecil dari galaksi.
Kita kenal dengan sembilan planet mungkin ketika sekolah dasar, dari sebilan planet tersebut terbagi dua bagian yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang dekat dengan matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto –yang sekarang tereliminasi– termasuk planet luar.

Teori Terbentuknya Alam Semesta :

1.      Teori Keadaaan Tetap (Steady-state theory)
Teori ini berdasarkan prinsip yang menyatakan bahwa alam semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Dengan diketahui kecepatan radial galaksi-galaksi menjauhi bumi yang dihubungkan dengan jarak antara galaksi-galaksi dengan bumi dari hasil pemotretan satelit, maka disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut bergerak menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spektra yang menuju merah, yang hal ini sering dikenal dengan pergeseran merah.Dari hasil penemuan ini menguatkan bahwa alam semesta selalu mengembang (ekspansi) dan menipis (kontraksi).Dengan demikian harus ada “ledakan” atau “dentuman” yang memulai adanya pengembangan.
2.      Teori Dentuman Besar (Big-bang theory)
Teori ini dikembangkan oleh George Lemaitre.Teori ini menyatakan pada mulanya alam semesta berupa sebuah “primeval atom” yang berisi semua materi dalam keadaan yang sangat padat.Suatu ketika atom ini meledak dan seluruh materinya terlempar keruang alam semesta. Berdasarkan dari asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai masa jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat. Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan. Sejak itulah dimulai ekspansi yang berlangsung ribuan juta tahun dan akan terus berlangsung jutaan tahun lagi. Pada suatu saat nanti ekspansi tersebut akan berakhir.

Teori Terbentuknya Galaksi dan Tata Surya
Menurut Fowler, 12 ribu juta tahun yang lalu galaksi kita masih berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar sekali yang berada diluar angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya beratnya maka ia mengadakan kontraksi. Massa bagian luar banyak yang tertinggal pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang.Gumpalan kabut yang telah menjadi bintang itupun secara perlahan mengadakan kontraksi.Energi potensialnya mereka keluarkan dalam bentuk sinar dan panas radiasi dan bintang-bintang itupun makin turun temperaturnya. Setelah berpuluh ribu juta tahun ia mempunyai bentuknya yang tetap seperti matahari.
Galaksi merupakan kumpulan 1011 atau 100 milyard bintang-bintang, salah satu diantaranya adalah Matahari atau pusat tata surya kita ini. Kumpulan bintang-bintang dan dalam galaksi bentuknya menyerupai lensa cembung yang pipih atau berbentuk cakram.Dimana garis tengahnya mempunyai panjang 100 tahun cahaya, tebalnya 10 tahun cahaya.Matahari atau pusat tata surya kita berada pada jarak 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Berdasarkan apa yang nampak dari hasil pengamatan, dapat kita bedakan adanya 3 macam galaksi :
a. Galaksi berbentuk spiral
b. Galaksi berbentuk elips
c. Galaksi berbentuk tak beraturan
Induk dari matahari kita adalah galaksi Bima Sakti (Milky Way) yang berbentuk spiral dan memiliki tidak kurang dari 100 ribu juta bintang dan masih banyak gumpalan-gumpalan kabut gas maupun galaksi kecil yang banyak jumlahnya. Galaksi Andromeda merupakan galaksi terdekat yang juga berbentuk spiral dan jauhnya 870.000 tahun cahaya.Galaksi mengadakan rotasi dengan arah berlawanan dengan jarum jam.
1.    Hipotesis Nebular
Dikemukakan oleh Kant dan Laplace pada tahun 1796 yang menyatakan bahwa sistem tata surya terbentuk dari kondensasi awan panas atau kabut gas yang sangat panas (nebule). Pada proses kondensasi ada sebagian yang terpisah dan merupakan cincin terbentuklah planet beserta satelitnya yang mengelilingi pusat, pusatnya itu menjadi sebuah bintang/matahari.
2.    Hipotesis Planettesimal
Dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton.Terbentuknya planet-planet tidak harus dari satu badan tetapi diasumsikan ada bintang besar. lain yang kebetulan sedang lewat dekat bintang dimana tata surya kita merupakan bagiannya. Kabut gas dari bintang lain itu sebagian terpengaruh oleh daya tarik matahari kita dan setelah mendingin terbentuklah benda-benda yang disebut planettesimal.
3.    Teori Tidal/Teori Pasang Surut
Dikemukakan pertama kali oleh James Jeans dan Harold Jeffreys (1919).Menurut teori ini planet merupakan percikan dari matahari yang sampai kini masih nampak ada.Percikan tersebut disebut Tidal. Tidal yang besar kemudian akan menjadi planet itu disebabkan oleh adanya dua buah matahari yang bergerak saling mendekat.
Sistem Tata Surya
Planet di dalam Tata Surya kita dapat dibagi menjadi 2 golongan :
1.    Planet Kecil (kerdil), seperti : Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Ciri umumnya garis tengahnya kecil, tetapi padat, rapat masa rata-ratanya terletak antara 2,4 – 5,5 gram setiap sentimeter kubik, biasanya tidak berlapisan angkasa tebal. Golongan ini menempati lintasan yang dekat dengan matahari.
2.    Planet Raksasa, terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Garis tengahnya jauh lebih besar dibandingkan pada golongan pertama namun kurang padat. Rapat masa sangat rendah, misalnya Saturnus antara 0,7 – 1,6 gram setiap sentimeter kubik. Lintasan golongan ini jauh dari matahari.
Bagian-bagian Tata Sury
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dan benda-benda lain seperti planet, satelit, meteor-meteor, komet-komet, debu dan gas antar planet beredar mengelilinginya.Keseluruhan sistem ini bergerak mengelilingi pusat galaksi.
1.      Matahari
Matahari merupakan tata surya yang paling besar, dimana 89% massa tata surya terkumpul pada matahari. Matahari merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya, matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit : fotosfer, chromosfer dan corona. Pada pusat matahari suhunya mencapai jutaan derajat celcius dan tekanannya ratusan juta atmosfer.Kulit fotosfer suhunya + 60000oC dan memancarkan hampir semua cahaya.
2.      Planet Merkurius
Merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari.Merkurius tidak mempunyai satelit atau bulan, dan tidak mempunyai hawa. Planet ini mengandung albedo, yaitu perbandingan antara cahaya yang dipantulkan dengan yang diterima dari matahari sebesar 0,07. Ini berarti 0,93 atau 93% cahaya yang berasal dari matahari diserap. Garis tengahnya 4500 km. Diperkirakan tidak ada kehidupan di Merkurius. Merkurius mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari dan mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari.

3.      Planet Venus
Venus menempati urutan kedua terdekat dengan matahari, dikenal dengan Bintang Kejora yang bersinar terang pada waktu sore dan pagi hari. Mempunyai albedo 0,8 atau 20% cahaya matahari yang datang diserap. Planet ini diliputi awan tebal (atmosfer) yang mungkin terjadi dari karbon dioksida tetapi tidak mengandung uap air dan oksigen.Planet ini tidak mempunyai satelit. Venus bergaris tengah 12.320 km, Rotasi venus+ 247 hari dan berevolusi (mengelilingi matahari) selama 225 hari.
4.      Planet Bumi
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak bumi dan matahari 149 juta km. Bumi mengalami rotasi 24 jam, bumi mempunyai atmosfer dan mempunyai sebuah satelit yaitu bulan. Bumi mengadakan revolusi selama 365 ¼ hari. Massa jenis bumi rata-rata + 5,52.
5.      Planet Mars
Jarak planet Mars dengan matahari 226,48 juta km. Garis tengahnya 6272 km dan revolusinya 1,9 tahun, rotasinya 24 jam 37 menit. Berdasarkan data yang dikirimkan oleh satelit Mariner IV di Mars tidak ada oksigen, hampir tidak ada air, sedangkan kutub es yang diperkirakan mengandung banyak air itu tak lebih merupakan lapisan salju yang sangat tipis.Mars mempunyai 2 satelit/bulan yaitu phobus dan daimus.
6.      Planet Yupiter
Merupakan planet terbesar bergaris tengah 138.560 km dengan rotasinya 10 jam dan mempunyai kurang lebih 14 satelit. Berdasarkan analisis spektroskopis yupiter mengandung gas metana dan amoniak banyak, serta mengandung gas hidrogen, albedonya 0,44. Massa planet ini hampir 300 kali massa bumi dan gravitasinya 2,6 kali gravitasi bumi.
7.      Planet Saturnus
Merupakan planet terbesar setelah Yupiter, bergaris tengah 118.400 km, berotasi 10 jam dan merupakan planet yang mempunyai cincin sabuk raksasa. Mempunyai massa jenis 0,75 g/cm2, sehingga terapung diair. Planet ini berupa gas yang terdiri dari metana dan amoniak dengan suhu rata-rata 103oC.Saturnus mempunyai 10 satelit dan diantaranya yang terbesar disebut Titan.


8.      Planet Uranus
Jarak Uranus ke matahari 2860 juta km dan berevolusi dalam waktu 84 tahun, rotasinya 10 jam 47 detik dan arah geraknya berbeda dengan yang lainnya yaitu dari timur ke barat.Uranus bergaris tengah 50.560 km. Berdasarkan pengamatan pesawat Voyager pada Januari 1986 Uranus memiliki 14 satelit.
9.      Planet Neptunus
Jaraknya dengan matahari 4470 juta km, mengelilingi matahari dalam 165 tahun sekali putar.Mempunyai 2 satelit, satu diantaranya disebut Triton yang bergerak berlawanan arah dengan gerak rotasi Neptunus.

Benda-benda lain dalam Tata Surya
Selain planet-planet, pada tata surya terdapat benda-benda sebagai berikut:
1.    Planetoida/Asteroida
Pada tahun 1801, Piazzi astronom dari Italia menemukan benda langit yang berdiameter + 900 km beredar mengelilingi matahari pada jarak antara Mars dan Yupiter yang berjumlah + 2.000 buah.Benda-benda langit itu disebut Planetoida.Pada tahun 1801 astronom Italia, Piazzi menemukan asteroid Ceres yang bergaris tengah 750 kilometer.
2.    Komet/Bintang Berekor
            Merupakan kumpulan bungkah-bungkah batu yang diselubungi oleh kabut asap yang berdiameter + 100.00 km (termasuk selubung gas) dan diamter intinya yang berupa bungkah-bungkah batu berkisah 10-20 km.

3.    Meteor/Bintang Beralih
Merupakan batu-batu kecil yang berdiameter antara 0,2 – 0,5 mm dan massanya < 1 gram. Merupakan semacam debu angkasa yang bergerak dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik.Jika oleh sesuatu sebab meteor masuk atmosfer bumi, karena gesekan dengan atmosfer akan timbul panas dan nampak berpijar. Gerak meteor yang pijar ini biasanya disebut bintang beralih. Jika meteor akan nampak memasuki atmosfer bumi karena suhunya yang tinggi meteor itu akan hancur sampai kepermukaan bumi. Meteor yang sampai ke permukaan bmi disebut meteroid yang massanya + 10.000 ton pernah jatuh di permukaan bumi yang menimbulkan kawah meteor di Arizona dan Siberia.Meteorid tersebut mengandung besi dan nikel.
Kelahiran Alam Semesta ditinjau dari Sudut Islam
Menurut sudut pandang Islam, dunia diciptakan Allah, dipelihara oleh-Nya serta kembali kepada-Nya. Salah satu makna ayat “Allah adalah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batil”(QS. 57:3), yakni Allah adalah asal dan akhir alam semesta. Dia juga makna gaib segala sesuatu dan bahkan tanda-tanda nyata atau aspek luar segala sesuatu yang menrefleksikan nama-nama dan sifat-Nya.
Kaum muslim memandang hukum alam bukan sebagai hukum independen yang berjalan dengan sendirinya seolah-olah dunia memiliki independensi ontologis. Mereka memilah hukum-hukum ini sebagai refleksi kebijaksanaan Allah dan perwujudan kehendak-Nya.Begitu banyak ayat Al-Qur’an menyebutkan hukum paling mendasar yang mengatur perputaran alam.Hukum moral Islam berlaku tidak hanya dalam masyarakat manusia, tetapi mencakup hewan, tumbuhan dan seluruh alam tak bernyawa. Sebagai muslim yang baik di dunia adalah memperhatikan kebijaksanaan Allah di manapun berada dan manjaga ciptaan-Nya seperti Dia menjaga kita dan seluruh ciptaan-Nya.

Potensi Sumber Daya Alam di Eks Karesidenan Surakarta
            Karesidenan Surakarta memiliki 7 daerah bagian yang terdiri dari 6 kabupaten dan satu kota madya, daerah tersebut antara lain:
a.       Kota Surakarta
b.      Kabupaten Boyolali
c.       Kabupaten Sukoharjo
d.      Kabupaten Karanganyar
e.       Kabupaten Wonogiri
f.       Kabupaten Sragen
g.      Kabupaten Klaten
Ketujuh daerah tersebut memilki karakteristik yang berbeda-beda, termasuk pada hal potensi sumber daya alam. Sumber daya alam tersebut dapat berupa pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pertambangan, dll. Sumber daya alam merupakan berbagai potensi yang dapat diperbaharui maupun tidak dapat diperbaharui yang berasal dari alam. Adapun potensi-potensi Sumber daya alam di eks karesidenan surakarta tersebut secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Kota Surakarta
2.    Kabupaten Boyolali
Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah lebih kurang 101.510.0965 ha atau kurang 4,5 % dari luas Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali terletak antara 11022’ BT – 11050’ BT dan 736’ LS –771’LS dengan ketinggian antara 100 meter sampai dengan 1.500 meter dari permukaan laut.
·      Sebelah timur dan selatan merupakan daerah rendah, sedang sebelah utara dan barat merupakan daerah pegunungan.
·      Sebelah utara : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan.
·      Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo.
·      Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Klaten dan DIY.
·      Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.
Jarak bentang :
·      Barat – Timur = 48 km
·      Utara – Selatan = 54 km
Adapun potensi sumber daya alam kabupaten boyolali antara lain:
a.    Pertanian
·      Jagung Hibrida
Sentra produksi jagung hibrida meliputi areal 24.869 hektar yang tersebar di Kecamatan Musuk, Boyolali, Mojosongo, Klego, Kemusu, Wonosegoro, Ampel dan Teras, dengan total produksi per tahun 113.479 ton. Jagung dari daerah ini dipasarkan ke berbagai daerah di Jawa tengah untuk kepentingan konsumsi jagung segar dan bahan pakan ternak. Jagung jenis ini juga banyak dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku industri makanan dan memiliki daya jual yang tinggi. Kualitas jagung hibrida tergolong sangat bagus, tahan terhadap hama dan memiliki mudah pengolahannya. Pengembangan jagung hibrida di Kabupaten Boyolali sangat membantu perekonomian masyarakat. Karena selain dapat dimanfaatkan jagungnya sebagai salah satu komoditi pertanian yang cukup diandalkan, daun-daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi yang merupakan ternak andalan Kabupaten Boyolali.
·      Jarak Pagar
Budidaya tanaman jarak dan Industri pengolahan minyak jarak. Lokasi di Kecamatan Klego, Andong, Kemusu, Juwangi, Wonosegoro dan Nogosari. Potensi areal: 10.409 hektar. Kegunaan: bahan baku industri minyak jarak.
·      Teh Wangi
Industri pengolahan teh wangi. Lokasi di Kecamatan Ampel, Selo dan Cepogo Potensi: Produksi 191,63 kg/tahun pada areal 27,88 hektar. Kegunaan: bahan baku pengolahan teh wangi.


·      Tembakau
Produksi tembakau rajangan di Kecamatan Mojosongo, Banyudono, Musuk, Selo, Cepogo, Ampel, Teras dan Sawit . Produksi 4.178.543 ton/tahun meliputi areal 5.369,35 hektar. Manfaat: bahan baku industri rokok. Pemasaran: ke wilayah Jateng dan Jatim.
Tembakau asapan dihasilkan di Kecamatan Mojosongo, Banyudono, teras, Ampel dan Sawit. Produksi 1.760,79 ton per tahun dengan areal seluas 2.635 hektar. Manfaat: Bahan baku industri rokok. Pemasaran di wilayah Jateng dan Jatim.
·      Asparagus Dan Rebung
Budidaya asparagus dan rebung berkembangan di Kecamatan Teras dan Mojosongo pada areal 15,4 hektar. Produksi asparagus 46,8 dan rebung 19,8 ton per tahun. Kedua komoditi ini untuk memenuhi permintaan ekspor dan industri makanan olahan.
·      Ubi Kayu
Setiap tahun Boyolali menghasilkan ubi kayu atau singkong 197.969 ton dari areal 8.600 hektar. Daerah yang menghasilkan meliputi Kecamatan Wonosegoro, Klego, Simo, Nogosari, Sambi, Andong, Mojosongo, Karanggede, Musuk dan Kemusu. Singkong dimanfaatkan untuk bahan makanan ringan dan bahan pakan ternak.
·      Pepaya
Budidaya pepaya dikembangkan di Kecamatan Mojosongo, Teras, Boyolali, Musuk dan Ampel. Produksi 12.276,7 ton per tahun dari sekitar 658.848 batang pohon. Pemasaran buah ini ke berbagai daerah di Jawa tengah dan Jakarta. Selain untuk konsumsi buah segar, pepaya juga menjadi bahan baku industri saos, asinan dan sari buah. Industri pengolahan buah seperti seperti pepaya dan lain-lain di Indonesia cukup berkembang. Termasuk pengolahan buah pepaya untuk saos, sari buah, asinan dan lain-lain. Kabupaten Boyolali menyediakan buah pepaya yang cukup banyak dan dapat memenuhi kebutuhan industri tersebut, selain untuk kebutuhan konsumsi buah segar.


·      Padi
Produksi padi Boyolali mencapai 207.312 ton per tahun pada areal 37.194 hektar yang tersebar di Kecamatan Nogosari, Andong, Karanggede, Banyudono dan Ngemplak Selain dikonsumsi lokal, padi juga dipasarkan ke berbagai daerah untuk kepentingan industri pangan.
b.    Industri
·      Kerajinan Tembaga Dan Kuningan
Lokasi : Desa Cepogo, Kec. Cepogo, Boyolali
·      Kerajinan Aluminium Dan Alat Dapur
Lokasi : Desa Kembang Kuning, Cepogo, Boyolali
·      Minyak Atsiri
Lokasi : Desa Bendan, Kec. Banyudono, Desa Jelok, Kec. Cepogo, Desa Musuk, Kec. Musuk
·      Mebel Kayu/Furniture
Lokasi : Desa Sembungan, Desa Jeron, Desa Guli, Kec. Nogosari, Desa Manggung, Kec. Ngemplak, Desa Klewor, Kec. Kemusu, Desa Ngaru-aru, Kec. Banyudono, Desa Kragilan, Kec. Mojosongo,Desa Kadipaten, Kec. Andong
·      Kerajinan Kayu
Lokasi :Desa Kemiri, Kec. Mojosongo
·      Komponen Bahan Bangunan
Lokasi : Desa Sembungan, Kec. Nogosari, Desa Urutsewu, Kec. Ampel, Desa Klewor, Kec. Kemusu, Desa Winong Kec. Boyolali
·      Kayu Lapis Laminasi
Lokasi : Desa Kragilan, Kec. Mojosongo, Desa Urutsewu, Kec. Ampel

3.    Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten terkecil kedua di  Propinsi Jawa Tengah,  Secara geografis, terletak diantara Bagian ujung timur 110. 57O BT, Bagian Ujung Sebelah Barat 110 42O BT, Bagian Ujung Sebelah Utara7 32O LS,Bagian Ujung Sebelah Utara 7 49O 32.00O LS.    Dengan luas 46,666 Km2, atau 1,43% luas wilayah Propinsi Jawa Tengah.  Kabupaten Sukoharjo memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut :
Sebelah utara
:
Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
Sebelah Selatan
:
Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri
Sebelah Timur
:
Kabupaten Karanganyar
Sebelah Barat
:
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten





Secara topografi terdiri atas daerah,  dataran rendah dan perbukitan. Daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian Utara, daerah perbukitan merupakan kawasan di bagian Selatan dan Timur.
Sesuai dengan letak geografis,  dipengaruhi iklim daerah tropis yang dipengaruhi oleh angin muson dengan 2 musim, yaitu musim kemarau pada bulan April – September dan musim penghujan antara bulan Oktober – Maret. Curah hujan tahunan rata-rata sebesar 2.790 mm, suhu udara berkisar antara 230C sampai dengan  340C, dengan kelembaban udara tahunan rata-rata 77%.
Kabupaten Sukoharjo dalam suatu sistem hidrologi, merupakan kawasan yang berada pada aliran sungai Bengawan Solo,  mengalir beberapa sungai yang tergolong besar seperti yaitu Sungai Bengawan Solo, Sungai Proyek Waduk GM,  Sebagai Daerah aliran, dengan sendirinya merupakan daerah limpasan debit air dari sungai yang melintas dan sering mengakibatkan terjadinya banjir pada musim penghujan.
Pola tata guna lahan terdiri dari Perumahan, Tegalan, Kebun campuran, Sawah, Perusahaan, Jasa,  Industri dan Penggunaan lainnya dengan sebaran sawah  sebesar 45,26 %, dan lahan bukan sawah 54,74%, dari lahan sawah tersebut terdiri dari 70,17% irigasi teknis, irigasi setengah teknis 8,98%, irigasi sederhana 9,17% dan sawah tadah hujan 11,67 %.
Dengan Visi Mewujudkan pertanian yang modern, tangguh dan efisien serta Misi Mewujudkan masyarakat pertanian yang mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan maka Kabupaten Sukoharjo melalui Dinas Pertanian  berupaya melaksanakan program pertanian bidang tanaman pangan, diantaranya
·           Upaya pelestarian Swasembada beras
·           Upaya pencapaian swassembada kedelai
·           Upaya pencapaian swasembada Jagung
·           Pengembangan Hortikultura
·           Pengembangan pra sarana, sumberdaya dan kelembagaan pertanian

4.    Kabupaten Karanganyar
a.         Potensi Pertanian
Sektor pertanian sebagai salah satu sektor primer, memang masih memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karanganyar. Sektor pertanian dirinci menjadi beberapa subsektor, yaitu (1) Tanaman Bahan Makanan, (2) Perkebunan, (3) Kehutanan, (4) Peternakan, dan (4) Perikanan.
Tanaman Bahan Makanan
Pertanian  tanaman  bahan  makanan merupakan salah satu sektor dimana produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan pokok hidup  rakyat.  Kabupaten  Karanganyar sebagian  tanahnya merupakan  tanah pertanian yang memiliki potensi cukup baik bagi pengembangan tanaman agro industri.
Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar selama tahun  2010 diperoleh produksi padi sawah sebanyak 292.698  ton, jagung sebanyak 63.379 ton, ubi kayu sebanyak 101.891 ton dan kacang tanah sebanyak 10.739 ton. Sebagian tanah di Kabupaten Karanganyar merupakan tanah pegunungan/perbukitan (Jatiyoso, Matesih, Tawanagmangu, Ngargoyoso dan Jenawi) yang sangat potensial untuk tanaman sayur-sayuran seperti bawang merah, bawang putih, kobis, sawi, cabe, tomat, buncis dan sebagainya. 

b.         Potensi Peternakan

Populasi ternak yang banyak diusahakan di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 adalah sapi potong 49.930 ekor, sapi perah 320 ekor, kerbau 507 ekor, kuda 271 ekor, kambing 22.213 ekor, domba 155.428 ekor, babi 38.222 ekor, ayam ras 1.853.142 ekor, ayam buras 847.834 ekor, ayam pedaging 2.574.500 ekor, itik 105.906 ekor, kelinci 11.695 ekor dan burung puyuh 485.700 ekor. Selama tahun 2010 hasil-hasil produksi ternak terdiri dari telur ayam buras 352.620 kg, telur ayam ras 16.055.662 kg, telur itik 605.789 kg, telur puyuh 663.136 kg, daging 5.356.503 kg dan susu 302.904 lt.

c.         Potensi Perkebunan

Tanaman perkebunan rakyat di Kabupaten Karanganyar yang sangat potensial adalah cengkeh yang mencapai luas sebesar 1.604,08 Ha dan selama tahun 2010 produksinya mencapai 277,70 ton. Tanaman lain yang juga potensial untuk dikembangkan adalah kelapa, mete, tebu dan jahe. Sementara itu untuk tanaman perkebunan besar yang potensial adalah teh dan karet

d.        Potensi Pertambangan

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian. Di kabupeten karanganyar terdapat pertambangan di tiga kecamatan yaitu

·      Kecamatan Matesih Pertambangan yang dihasilkan seperti  Batu Kapur, Trass

·      Kecamatan jatipuro, Pertambangan yang dihasilkan : Trass, Batu Kali

·      Kecamatan Tawangmanggu Pertambangan yang dihasilkan : Trass, Kapur

e.         Potensi Pariwisata

Kabupaten Karanganyar terletak di sebelah Timur wilayah Solo. Dengan keindahan pemandangan yang mempesona di kawasan Gunung Lawu, Kabupaten karanganyar memiliki potensi pengembangan pariwisata yang sangat tinggi di bidang Sumber Daya Alam dan Ekowisata, yang semakin diperkuat dengan keramah-tamahan penduduk. Kesuburan tanah dimanfaatkan untuk produk-produk pertanian dan perkebunan. Sektor peternakan juga meberikan porsi yang besar sebagai output dari Kabupaten karanganyar selain dari sektor pertanian kabupaten karanganyar juga mengembangkan dibidang pariwisata, perkebunan dan pertambangan. Dengan kondisi alam yang indah, Karanganyar memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Baik itu wisata alam ataupun peninggalan sejarah yang terletak di tempat wisata alam tersebut.  Sehingga menjadikan suatu kunjungan yang unik bagi para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.

5.    Kabupaten Wonogiri
Kabupaten Wonogiri terletak pada 7º 32’ – 8º 15’ Lintang selatan dan Garis Bujur 110º 41’ – 111º 18’ Bujur Timur. Posisi Kabupaten Wonogiri sangat strategis karena terletak di ujung selatan Propinsi Jawa Tengah dan diapit oleh Propinsi Jawa Timur dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah Kabupaten Wonogiri adalah 182.236,02 ha. Secara administratif terbagi menjadi 25 Kecamatan, 43 Kelurahan dan 251 Desa.
Kondisi alamnya sebagian besar berupa pegunungan berbatu gamping, terutama di bagian selatan, yang termasuk jajaran Pegunungan Seribu dan merupakan mata air dari Bengawan Solo. Sedangkan batas wilayah Kabupaten Wonogiri dengan daerah lainnya adalah sebagai berikut :
·         Sebelah Selatan  
Berbatasan dengan Kabupaten Pacitan (JawaTimur) dan Samudera Indonesia
·         Sebelah Utara 
Berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah)
·         Sebelah Timur
Berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur)
·         Sebelah Barat
Berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta
Secara topografis, sebagian besar wilayah Kabupaten Wonogiri merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 100-300 meter di atas permukaan air laut (dpl). Sedangkan sebagian lagi merupakan dataran tinggi yaitu berada pada 500 m atau lebih dari permukaan air laut. Wilayah ini meliputi Kecamatan Jatiroto dan Karangtengah. Fisiografi wilayah Kabupaten Wonogiri sebagian besar berupa perbukitan bergelombang. Sedangkan fisiografi dataran sangat terbatas hanya di beberapa tempat terutama pada bentuk lahan aluvial.
·           Bidang Peternakan
Di bidang peternakan, Kabupaten Wonogiri merupakan penghasil sapi yang cukup besar dalam hal populasi hewan ternak terutama sapi di Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa sektor peternakan sangat potensial untuk dikembangkan lebih baik lagi. Usaha peternakan yang terdapat di Kabupaten Wonogiri antara lain ayam petelur, ayam pedaging, itik, kambing, dan kerbau.
Usaha peternakan sapi ini mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah dengan melakukan berbagai usaha pengembangan, antara lain dengan pembuatan Pos Inseminasi Buatan (IB). Program ini bertujuan untuk meningkatkan angka kelahiran bayi sapi sehingga meningkatkan populasinya. Prestasi yang dicapai Kabupaten Wonogiri yaitu peringkat pertama dalam program pelaksanaan IB se-Jawa Tengah.
Disamping kegiatan tersebut ada upaya lain yang ditempuh antara lain program peningkatan Hijauan Makanan Ternak dan perbaikan manajemen pengelolaan usaha peternakan dengan sektor swasta.
·           Bidang Perikanan
Pembangunan sektor Perikanan dikembangkan dengan dukungan kondisi dan potensi wilayah Kabupaten Wonogiri yang ada, utamanya perairan Waduk Gajah Mungkur dan perikanan laut di Kecamatan Paranggupito. Potensi budidaya perikanan dan perikanan tangkap masih sangat terbuka lebar.
Budidaya perikanan di Waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri menggunakan sistem Karamba Jaring Apung (KJA) dengan komoditas unggulan jenis ikan nila, usaha perkolaman dengan jenis ikan lele yang tersebar di 15 kecamatan dan usaha perikanan tangkap baik di air tawar maupun di laut.
Usaha Karamba Jaring Apung berdasarkan data terakhir, pemasaran produksinya berupa filet dan ikan nila sudah diekspor ke negara Amerika dengan nilai penjualan lebih dari Rp. 63 milyar. Sedangkan hasil perikanan tangkap komoditas antara lain ikan jenis tawes, nila, sogo, jambal/ patin, karper dan betutu. Untuk penangkapan di wilayah Kecamatan Paranggupito yaitu di kawasan Samudera Indonesia, komoditasnya adalah lobster dan ikan panjul.
Untuk pemasaran hasil perikanan tangkap ini, Pemerintah Daerah sudah membangun Tempat Pelelangan Ikan yang tersebar di beberapa Kecamatan.
·           Pertanian
Kabupaten Wonogiri mempunyai potensi di bidang pertanian yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Luas areal pertanian di Wonogiri mencapai 98.082 ha atau 53.82% dari luas wilayah secara keseluruhan. Sektor pertanian telah di dukung oleh sarana irigasi sebanyak 3.970 unit dengan panjang 1.560 km, sedangkan jumlah kelompok tani dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebanyak 291 kelompok.
·           Perkebunan
Produksi  tanaman  perkebunan  pada  tahun 2007 bervariasi  pertumbuhannya ada beberapa tanaman yang meningkat produksinya ada juga yang turun serta ada pula yang relatif tetap, sebagai contoh adalah cengkeh  yang  mengalami  kenaikan  dari 1.282 ton  menjadi 2.511  ton sedangkan Tebu mengalami penurunan dari 2.609 ton  tahun 2006  menjadi  1.559 ton. 
·           Kehutanan
Departemen Kehutanan percepat rehabilitasi hutan dan pembangunan hutan tanaman  “Untuk mengimbangi laju degradasi sumber daya hutan yang rata-rata setiap tahun mencapai 2,1 juta ha, dan merehabilitasi hutan dan lahan kritis yang saat ini lebih dari 43 juta ha, maka Departemen Kehutanan telah melaksanakan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN), dengan target 3 juta hektar selama 5 tahun.”
Dalam Peraturan Menteri Kehutanan nomor SK. 154/Menhut-II/2004 tentang Restorasi Ekosistem di Kawasan Hutan Produksi. Melalui kebijakan ini dilakukan dengan pemberian ijin selama 55 tahun dalam bentuk Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK). Prosedur dan mekanisme pemberian ijin ini sama dengan prosedur dan mekanisme pemberian IUPHHK pada hutan alam, yang juga dengan pelelangan melalui penawaran.
Lahan yang dicatat oleh Dinas Lingkungan Hidup, Kebutuhan dan Pertambangan sebesar 43.826 ha lebih kecil dari tahun sebelumnya yang sebesar 53.868 ha yang tersebar di 25 Kecamatan. Dan Kecamatan Giriwoyo memiliki luas lahan kritis terbesar yaitu 6.277 ha.
·           Pertambangan
Melihat kondisi geologinya, Kabupaten Wonogiri banyak memiliki potensi di bidang pertambangan terutama bahan galian non logam (golongan C) yaitu batu gamping, kalsit, batuan andesit, tras, pasir kuarsa, pasir batu, batu bentonit, lempung atau tanah liat, damar, kaolin, fosfat, oker, dan batu setengah permata.
Bahan galian batu gamping banyak terdapat di wilayah Kabupaten Wonogiri bagian selatan dan barat. Sumberdayanya diperkirakan sekitar 3.599 juta m3 dengan luas sebaran mencapai 4.130 ha.
Potensi batu gamping yang begitu besar ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, Pemerintah kabupaten Wonogiri terus membuka peluang kepada para investor besar untuk mendirikan industri semen di Wonogiri. Potensi bahan baku untuk industri semen diperkirakan mencapai 100 tahun.
Batuan andesit terdapat di sebelah barat dan timur wilayah Kabupaten Wonogiri, terutama di Desa Keloran, Kepatihan, dan Pare Kecamatan Selogiri yang jumlah cadangannya mencapai sekitar 205.865.625 m3. Sedangkan yang terdapat di Kecamatan Ngadirojo, Jatiroto, Manyaran, dan Giriwoyo sumberdayanya mencapai 1.379.3000.000 m3.
Bahan galian kalsit banyak terdapat di Kecamatan Eromoko, Giriwoyo, Pracimantoro, dan Giritontro. Kalsit biasa digunakan untuk bahan pemutih, industri kaca, pakan ternak, dan bahan dasar cat. Tanah liat atau lempung yang banyak digunakan sebagai bahan pembuatan batu bata, genteng, dan gerabah, diperkirakan memiliki luas sebaran 18.392 ha. Usaha industri batu bata, genteng, dan gerabah, terdapat hampit di tiap Kecamatan, utamanya di Kecamatan Tirtomoyo, Kismantoro, Batuwarno.
Batu setengah permata yang terdapat di Kabupaten Wonogiri adalah jenis kalsedon, onyx, fosil kayu, agate, jasper, dan ametis. Bahan ini digunakan sebagai bahan baku perhiasan cincin, kalung, serta aneka kerajinan. Batu setengah permata banyak terdapat di Kecamatan Giriwoyo dan Karangtengah dengan luas sebaran kurang lebih 3 ha dan memiliki sumberdaya lebih kurang 1.800 m3.
Sedangkan bahan galian logam atau golongan B yang terdapat di Kabupaten Wonogiri antara lain emas, tembaga, mangan dan galena. Pertambangan jenis ini masih dikelola secara tradisional, dan baru satu perusahaan yang mendirikan pabrik pengolahan bahan galena yaitu di Kecamatan Tirtomoyo. Bahan galian logam emas terdapat di Desa Jendi dan Keloran Kecamatan Selogiri dengan sebaran seluas 100 ha. Sumberdayanya diperkirakan sebesar 20.000 ton bijih emas. Selain itu juga terdapat di Desa Boto Kecamatan Jatiroto.
Bahan galian logam tembaga terdapat di Kecamatan Tirtomoyo dan Jatisrono. Tambang tembaga yang beroperasi sekarang ini pernah diusahakan pada saat pendudukan Belanda dan Jepang. Sedangkan logam mangan terdapat di Kecamatan Eromoko. Terakhir adalah bahan galian Galena atau timbal sulfida terdapat di Kecamatan Purwantoro.

6.    Kabupaten Sragen
Sebelah Timur
Kabupaten Ngawi (propinsi jawa timur)
Sebelah Barat
Kabupaten Boyolali
Sebelah Selatan
Kabupaten Karanganyar
Sebelah Utara
Kabupaten Grobogan
Kabupaten sragen merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Tengah.Secara geografis Kabupaten Sragen berada di perbatasan antara Jawa Tengah da Jawa Timur.Batas batas wilayah Kabupaten Sragen:                                    Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam 20 kecamatan,8 kalurahan,dan 200 desa.Secara fisiologis, wilayah Kabupaten Sragen terbagi atas:                      
40.037,93 Ha(42,52%)
Lahan basah(sawah)
54.117,88 Ha(57,48%)
Lahan kering
a.         Pertanian
Luas lahan sawah di Kabupaten Sragen Tahun 2008/2009  mencapai 39.759 ha yang terdiri :
o  Sawah pengairan teknis = 18.974 Ha ;
o  Setengah teknis = 3.761 Ha ;
o  Sederhana = 2.234 Ha ;
o  Non PU = 800 Ha
o  Tadah hujan = 13.739 Ha,
o  Lain-lain = 251 Ha
Jenis Tanah di Kabupaten Sragen adalah Grumusol, Alluvial, Latosol, Litosol dan Mediteran.
Jumlah Lahan Kering = 54.396 Ha Untuk daerah selatan bengawan solo banyak petani yang mengusahakan pertanian (tanaman padi) dengan pola tanam padi – padi – padi dan padi – padi - polowijo. Sedangkan untuk yang berada utara bengawan solo pola tanamnya padi – padi – polowijo dan padi – polowijo – Bero.  
·      Kawasan pertanian lahan basah di kecamatan Masaran , Sidoharjo, Sragen, Karangmalang, Kedawung, Sambirejo , Gondang , Sambungmacan, Ngrampal dan sebagian Kecamatan Plupuh.
·      Kawasan lahan pertanian kering di Kecamatan Kalijambe, Gemolong, Miri , Sumberlawang, Tanon, Mondokan, Sukodono, Gesi., Tangen, Jenar dan sebagian wilayah kecamatan Plupuh.
·      Budidaya tanaman padi Lokasi Potensial : Kec. Sragen, Sambirejo, Gondang, Sambungmacan, Ngrampal, Sidoharjo, Karangmalang, Kedawung , Plupuh, Masaran, Tanon
·      Budidaya tanaman padi Organik Lokasi Potensial : Kec. Sambirejo, Gondang, Sambungmacan, Ngrampal, Sidoharjo, Karang malang, Kedawung dan Masaran
·      Budidaya tanaman Kacang Tanah Lokasi Potensial di kecamatan Kalijambe , Miri, Gemolong, Plupuh , Sumberlawang dan Mondokan .
·      Budidaya tanaman Jagung Lokasi Potensial di kecamatan Sumberlawang, Gesi, Sambirejo, Tangen, Jenar, Sukodono, Sambungmacan, dan Kalinjambe.
·      Budidaya tanaman Lombok/ Cabe Lokasi Potensial di kecamatan Kalijambe, Sragen, Sukodono, Gemolong, Ngrampal, Gondang, Sidoharjo, Kedawung dan Jenar.
·      Budidaya White Melon Lokasi Potensial di desa Gawan dan Jono kecamatan Tanon, dan di desa Patihan kecamatan Sidoharjo.
•  Budidaya tanaman Semangka Lokasi Potensial : Kec. Tanon, Gesi, Kr.malang, Kedawung, Sidoharjo, Masaran.
·      Budidaya tanaman Jeruk Besar Lokasi Potensial : Kec. Kalijambe, Plupuh, Sb. Lawang, Tanon, Sidoharjo, Sambirejo, Kedawung, Masaran.
·      Budidaya tanaman Sentra produksi untuk Cabe rawit dikembangkan di: Kec. Jenar, Tangen Gesi, Mondokan, Sukodono, Sumberlawang
·      Budidaya tanaman Cabe Besar dikembangkan di: Kec. Tanon, Kedawung, Sambirejo, Karang Malang, Sidoharjo, Masaran, Sambungmacan
·      Budidaya tanaman Garut Sentra produksi : Kec. Gesi, Tangen, Sukodono dan Jenar. Lokasi Potensial : Kec. Gesi, Tangen, Jenar, Mondokan,Tanon, Sukodono,Sumber
b.         Peternakan dan Perikanan
ü Pengembangan Sapi Brangus
Sapi Brangus adalah salah satu jenis dari sapi peternak yang dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Sragen. Dalam rangka mengembangkan sapi jenis ini Pemerintah Kabupaten Sragen telah membuat strategi dengan menciptakan kawasan Pembibitan dimana untuk tahun 2000 baru terdapat 1 kawasan pembibitan yakni di Desa Pringanom Kecamatan Masaran.
ü Ikan Nila Merah
merupakan salah satu jenis ikan yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat / DKP di Kabupaten Sragen. Dalam rangka mengembangkan jenis komoditas perikanan ini Pemerintah Pusat melalui Departemen Kelautan dan Perikanan membuat strategi / program Intensifikasi Budidaya (Inbud) Nila Merah yang telah dilaksanakan sejak Tahun 2002. Adapun kegiatannya meliputi
o   Pelatihan teknis
o   Temu usaha
o   Temu lapang
o   Penguatan modal kelompok.
Strategi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen adalah mensentrakan usaha pembesaran di Waduk Kedung Ombo (WKO) dengan teknik Karamba Jaring Apung (KJA) dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR), memberikan fasilitas kepada kelompok/pembudidaya ikan memperoleh penguatan modal usaha dengan bunga lunak serta pembinaan kelompok baik teknis maupun manajemen. Guna mengembangkan kegiatan tersebut telah dijalin kemitraan antara pembudidaya, pedagang benih dan pedagang pakan ikan serta telah terjalin pemasaran dengan PT. Aqua Farm Semarang dan PT. KLM Gresik.
Keunggulan ikan nila merah :
o  Komoditi ekspor.
o  Konsumsi rumah makan/hotel sebagai pengganti kakap merah.
o  Mudah dibudidayakan.
o  Rasa daging enak dan tebal
ü Pengembangan Ikan Karper
Ikan karper juga termasuk ikan yang dikembangkan di Kabupaten Sragen, karena ikan karper mempunyai tingkat pertumbuhan yang cepat, mudah dibudidayakan, rasa daging enak dan produksi tinggi, terutama di karamba jaring apung serta permintaan konsumsi ikan ini sangat tinggi.
Adapun strategi yang dilaksanakan yaitu :
o  Kegiatan pembenihan difokuskan di Balai Benih Ikan (BBI)
o  Kegiatan pendederan dilaksanakan oleh petani Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
o  Kegiatan pembesaran di karamba jaring apung Untuk mendukung kegiatan tersebut Pemerintah Kabupaten Sragen memberi kemudahan bagi petani, melalui pemberian pinjaman modal usaha dengan bunga lunak (recovery fund). Disamping itu juga telah terjalin kemitraan antara petani pembudidaya, pedagang benih dan pedagang ikan konsumsi
ü Pengembangan Pembibitan Lele Dumbo
Ikan lele dumbo merupakan jenis ikan yang telah lama dikembangkan di Kabupaten Sragen dan mempunyai banyak keunggulan antara lain :
o  Mampu beradaptasi dan hidup pada kondisi air yang buruk
o  Pertumbuhan cepat (2,5 – 3,5 bulan )
o  Pemasaran produksi lancar (permintaan pasar cukup tinggi)
Strategi yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen
o  Pembenihan ikan lele dumbo disentrakan pada Unit Pembenihan Rakyat (UPR).
o  Usaha budidaya (pembesaran) ikan lele dumbo disentrakan pada kolam rakyat.

7.    Kabupaten Klaten
Wilayah Kabupaten Klaten terletak antara :
Bujur Timur         : 110°26'14" - 110°47'51"
Lintang Selatan   :     7°32'19" -    7°48'33"
Wilayah Kabupaten Klaten berbatasan dengan beberapa kabupaten :
Sebelah Utara     : Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur     : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Selatan  : Kabupaten Gunungkidul (DIY)
Sebelah Barat     : Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
Wilayah Kabupaten Klaen terbagi menjadi tiga dataran :
Sebelah Utara     : Dataran Lereng Gunung Merapi
Sebelah Timur     : Membujur Dataran Rendah
Sebelah Selatan  : Dataran Gunung Kapur.
Jarak Kota Klaten dengan kota lain se ex-Karesidenan Surakarta :
Kota Klaten ke Kota Boyolali        : 38 Km
Kota Klaten ke Wonogiri               : 67 Km
Kota Klaten ke Kota Solo             : 36 Km
Kota Klaten ke Karanganyar         : 49 Km
Kota Klaten ke Kota Sukoharjo     : 47 Km
Kota Klaten ke Sragen                 : 63 Km       
Klasifikasi Tanah di Kabupaten Klaten :
Jenis tanah terdiri dari 5 (lima) macam :
  1. Litosol : Bahan induk dari skis kristalin dan batu tulis terdapat di daerah Kecamatan Bayat.
  2. Regosol Kelabu : Bahan induk abu dan pasir vulkanik termedier terdapat di Kecamatan Cawas, Trucuk, Klaten Tengah, Kalikotes, Kebonarum, Klaten Selatan, Karangnongko, Ngawen, Klaten Utara, Ceper, Pedan, Karangdowo, Juwiring, Wonosari, Delanggu, Polanharjo, Karanganom, Tulung dan Jatinom.
  3. Grumusol Kelabu Tua : Bahan induk berupa abu dan pasir vulka intermedier terdapat di daerah Kecamatan Bayat, Cawas sebelah Selatan.
  4. Kompleks Regosol Kelabu dan Kelabu Tua : Bahan induk berupa batu kapur napal terdapat di daerah Kecamatan Klaten Tengah dan Kalikotas sebelah Selatan.
  5. Regosol Coklat Kekelabuan : Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier terdapat di daerah Kecamatan Kemalang, Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno dan Wedi.
Luas Penggunaan Lahan :
Luas Wilayah Kabupaten Klaten seluas 65.556 Ha, terdiri dari lahan pertanian seluas 39.758 Ha, dan luas lahan bukan pertanian seluas 25.798 Ha. Untuk lahan pertanian terdiri dari lahan sawah seluas 33.374 Ha dan lahan bukan sawah seluas 6.384 Ha.
Curah Hujan :
Curah hujann di Kabupaten Klaten selama tahun 2011 sebesar 83.839,70 mm dengan hari hujan sebanyak 3.875 hari hujan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret 2011 sebesar 12.905 mm dan yang terendah terjadi pada bulan Agustus 2011 sebesar 0,00 mm.
·      Pertanian
Luas wilayah Kabupaten Klaten sebesar 655,56 Km2, berdasarkan pemakaian lahan pertanian untuk penggunaan lahan sawah 33,398 Ha (51%) dan untuk lahan bukan sawah sebesar 6,384 Ha (10%). Sedangkan untuk lahan bukan pertanian seluas 25,760 Ha (39%). Menurut sistem penggunaan air di Kabupaten Klaten, menunjukkan bahwa sawah dengan sistem pengairan teknis seluas 19,897 Ha, sistem pengairan setengah teknis seluas 9,771 Ha, sistem pengairan sederhana seluas 2,267 Ha, serta sistem tadah hujan seluas 1,463 Ha.
Pada tahun 2012 tercatat padi sawah dengan luas panen 63.030 Ha, dengan produksi sebanyak 387.089 ton, namun mengalami puso seluas 853 Ha. Luas panen jagung 11.226 Ha, Kedelai 3.870 Ha, sedangkan luas panen kacang tanah 709 Ha, Ubi Jalar 121 Ha. Realiasasi peredaran ikan olahan sebanyak 5.172.825 kg. Sektor peternakan tercatat: kambing 94.609 ekor, sapi 102.733 ekor, kuda 441 ekor, ayam buras 1.550.557 ekor dan ayam pedaging 1.652.300 ekor.
·           Lingkungan Hidup
Penyelenggaraan urusan lingkungan hidup di Kabupaten Klaten diupayakan untuk menjamin kelangsungan  makhluk  hidup yang didalamnya terdapat air, tanah dan udara,  harus bersih atau berada pada ambang batas minimal pengaruh pencemaran, sehingga tidak mempengaruhi kesehatan dan aktifitas masyarakat.
Berbagai persoalan yang akan dihadapi oleh  Kabupaten Klaten di masa datang  adalah penyediaan air bersih, sanitasi,  persoalan limbah, sampah padat, limbah cair, dan polusi udara.
Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kabupaten Klaten mencapai 350 m³ per hari.  Besarnya jumlah sampah yang dihasilkan, maka menjadikan pemikiran bersama untuk mengantisipasi sejak dini, agar tidak menimbulkan permasalahan bagi Pemerintah Kabupaten Klaten di masa datang.  TPA Jomboran dengan luas ± 1,7 ha akan semakin penuh karena kapasitasnya terbatas.
Proporsi ruang terbuka hijau mencakup 20% Ruang Terbuka Hijau Publik dan 10% Ruang Terbuka Hijau Privat.  Proporsi RTH Kabupaten Klaten saat ini masih jauh dari harapan  karena hanya sekitar 6,7%.  Melihat kondisi RTH tersebut,  masih ada kewajiban bagi Pemerintah Kabupaten Klaten untuk memenuhi amanat Undang–undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu  untuk mencapai angka  30%. Kendala yang dihadapi dalam memenuhi ketentuan proporsi Ruang Terbuka Hijau Privat karena menyangkut kepentingan kepemilikan lahan.  Kebijakan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Publik yang telah ada penting untuk diutamakan.
Sementara itu penanganan persampahan di Kabupaten Klaten tahun 2012 tercatat jumlah lahan kritis sebesar 2.195 ha ( atau naik 56,40% ) dibanding tahun 2011, hal ini dikarenakan erupsi Merapi dan gempa bumi berdampak terhadap meningkatnya cakupan lahan agak kritis terutama di Kecamatan Kemalang, Manisrenggo dan Gantiwarno. Sementara itu, jumlah luasan reklamasi yang tidak berizin sebanyak 181,4685 ha dan yang berizin 48,8 ha.

DAFTAR PUSTAKA

Raafsyamjani. 2013. Makalah Tentang Alam Semesta dan Tata Surya. Diperoleh dari  http://.wordpress.com pada 15 Oktober 2013

Melyme. 2012. Teori Penciptaan Alam Semesta. Diperoleh dari http://melyme-agama.blogspot.com pada 15 Oktober 2013

Nuryandi . 2012. Pengertian Alam Semesta, Galaksi, dan Tata Surya.  Diperoleh dari http:// -cakrawalailmupengetahuan.blogspot.com pada 15 Oktober 2013

http://www.wonogirikab.go.id

http://www.sukoharjokab.go.id

http://www.boyolalikab.go.id

http://www.sragenkab.go.id

http://www.klatenkab.go.id

http://www.karanganyarkab.go.id

0 komentar

Posting Komentar

Popular Posts