Resume
Tentang Artikel Alam Semesta
Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu
Alamiah (Natural Science) adalah suatu ilmu yang membahas tentang alam semesta
dengan semua isinya dan merupakan ilmu pengetahuan teoritis yang
diperoleh/disusun dengan cara yang khusus yaitu dengan melakukan observasi
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan
demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan yang lain. Cara
ini dikenal dengan metode ilmiah yang pada dasarnya merupakan suatu cara yang
logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Sejak digunakannya metode ilmiah
didalam penelitian ilmiah, dimulailah IPA modern yang kemudian berkembang
sangat pesat.
Alam semesta, Galaksi dan Tata Surya
Alam Semesta
Alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak
hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain
meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak
keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan
tidak berakhir.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.
Galaksi
Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi
yang terdiri atas bintang
(dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang
hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang,
dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi
gelap. Galaksi yang
sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau kita cermati
agak aneh nama milky way tersebut karena dari benda angkasa luar diumpamakan
dengan susu. Namun dari keanehan tersebut terdapat keunikan, yakni bintang
bertebaran di langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di langit.
Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan lingkaran obat
nyamuk jika dilihat dari atas dan seperti gasing bila dilihat dari
samping. Galaksi kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini dibuktikan
dengan ukannya yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan lebar 10
tahun cahaya dan tata surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Galaksi merupakan sekumpulan bintang, planet, gas,
dan debu yang kesemuanya itu membentuk suatu komponen yang cukup besar sehingga
dapat diamati dengan cukup mudah di tengah maha luasnya alam semesta. Galaksi
terkecil mengandung beberapa juta bintang, sedangkan yang terbesar bisa jadi
menampung sebanyak satu triliun bintang.
Tata Surya
Tata surya terdiri
dari matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit seperti satelit,
komet, dan asteroid. Tata surya tak lebih hanyalah
gugusan kecil dari benda-benda langit dan satu bintang. Tata surya adalah
bagian kecil dari galaksi.
Kita kenal
dengan sembilan planet mungkin ketika sekolah dasar, dari sebilan planet
tersebut terbagi dua bagian yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam
adalah planet yang dekat dengan matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus,
Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto –yang
sekarang tereliminasi– termasuk planet luar.
Teori Terbentuknya Alam Semesta :
1.
Teori Keadaaan Tetap (Steady-state theory)
Teori ini berdasarkan prinsip yang menyatakan bahwa alam semesta dimanapun
dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi
pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta
selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama
lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah
yang sebanding dengan galaksi lama. Dengan diketahui kecepatan radial
galaksi-galaksi menjauhi bumi yang dihubungkan dengan jarak antara
galaksi-galaksi dengan bumi dari hasil pemotretan satelit, maka disimpulkan
bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut
bergerak menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spektra yang menuju merah,
yang hal ini sering dikenal dengan pergeseran merah.Dari hasil penemuan ini
menguatkan bahwa alam semesta selalu mengembang (ekspansi) dan menipis
(kontraksi).Dengan demikian harus ada “ledakan” atau “dentuman” yang memulai
adanya pengembangan.
2.
Teori Dentuman Besar (Big-bang theory)
Teori ini dikembangkan oleh George Lemaitre.Teori ini menyatakan pada
mulanya alam semesta berupa sebuah “primeval atom” yang berisi semua materi
dalam keadaan yang sangat padat.Suatu ketika atom ini meledak dan seluruh
materinya terlempar keruang alam semesta. Berdasarkan dari asumsi adanya massa
yang sangat besar dan mempunyai masa jenis yang sangat besar, karena adanya
reaksi inti kemudian meledak dengan hebat. Massa tersebut kemudian mengembang
dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan. Sejak itulah dimulai ekspansi yang
berlangsung ribuan juta tahun dan akan terus berlangsung jutaan tahun lagi.
Pada suatu saat nanti ekspansi tersebut akan berakhir.
Teori Terbentuknya Galaksi dan Tata
Surya
Menurut Fowler, 12 ribu juta tahun
yang lalu galaksi kita masih berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar sekali
yang berada diluar angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga
keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya beratnya maka ia mengadakan
kontraksi. Massa bagian luar banyak yang tertinggal pada bagian yang berkisar
lambat dan mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah
bintang-bintang.Gumpalan kabut yang telah menjadi bintang itupun secara
perlahan mengadakan kontraksi.Energi potensialnya mereka keluarkan dalam bentuk
sinar dan panas radiasi dan bintang-bintang itupun makin turun temperaturnya.
Setelah berpuluh ribu juta tahun ia mempunyai bentuknya yang tetap seperti
matahari.
Galaksi merupakan kumpulan 1011
atau 100 milyard bintang-bintang, salah satu diantaranya adalah Matahari atau
pusat tata surya kita ini. Kumpulan bintang-bintang dan dalam galaksi bentuknya
menyerupai lensa cembung yang pipih atau berbentuk cakram.Dimana garis
tengahnya mempunyai panjang 100 tahun cahaya, tebalnya 10 tahun cahaya.Matahari
atau pusat tata surya kita berada pada jarak 30 tahun cahaya dari pusat
galaksi.
Berdasarkan apa yang nampak dari
hasil pengamatan, dapat kita bedakan adanya 3 macam galaksi :
a. Galaksi berbentuk spiral
b. Galaksi berbentuk elips
c. Galaksi berbentuk tak beraturan
Induk dari matahari kita adalah galaksi Bima Sakti (Milky Way) yang
berbentuk spiral dan memiliki tidak kurang dari 100 ribu juta bintang dan masih
banyak gumpalan-gumpalan kabut gas maupun galaksi kecil yang banyak jumlahnya.
Galaksi Andromeda merupakan galaksi terdekat yang juga berbentuk spiral dan
jauhnya 870.000 tahun cahaya.Galaksi mengadakan rotasi dengan arah berlawanan
dengan jarum jam.
1.
Hipotesis Nebular
Dikemukakan
oleh Kant dan Laplace pada tahun 1796 yang menyatakan bahwa sistem tata surya
terbentuk dari kondensasi awan panas atau kabut gas yang sangat panas (nebule).
Pada proses kondensasi ada sebagian yang terpisah dan merupakan cincin
terbentuklah planet beserta satelitnya yang mengelilingi pusat, pusatnya itu
menjadi sebuah bintang/matahari.
2.
Hipotesis Planettesimal
Dikemukakan
oleh Chamberlin dan Moulton.Terbentuknya planet-planet tidak harus dari satu
badan tetapi diasumsikan ada bintang besar. lain yang kebetulan sedang lewat dekat
bintang dimana tata surya kita merupakan bagiannya. Kabut gas dari bintang lain
itu sebagian terpengaruh oleh daya tarik matahari kita dan setelah mendingin
terbentuklah benda-benda yang disebut planettesimal.
3.
Teori Tidal/Teori Pasang Surut
Dikemukakan pertama kali oleh James
Jeans dan Harold Jeffreys (1919).Menurut teori ini planet merupakan percikan
dari matahari yang sampai kini masih nampak ada.Percikan tersebut disebut
Tidal. Tidal yang besar kemudian akan menjadi planet itu disebabkan oleh adanya
dua buah matahari yang bergerak saling mendekat.
Sistem Tata
Surya
Planet di dalam Tata Surya kita dapat dibagi menjadi 2
golongan :
1.
Planet Kecil (kerdil), seperti : Merkurius, Venus,
Bumi dan Mars. Ciri umumnya garis tengahnya kecil, tetapi padat, rapat masa
rata-ratanya terletak antara 2,4 – 5,5 gram setiap sentimeter kubik, biasanya
tidak berlapisan angkasa tebal. Golongan ini menempati lintasan yang dekat
dengan matahari.
2.
Planet Raksasa, terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus
dan Neptunus. Garis tengahnya jauh lebih besar dibandingkan pada golongan
pertama namun kurang padat. Rapat masa sangat rendah, misalnya Saturnus antara
0,7 – 1,6 gram setiap sentimeter kubik. Lintasan golongan ini jauh dari
matahari.
Bagian-bagian Tata Sury
Tata surya terdiri dari matahari
sebagai pusat dan benda-benda lain seperti planet, satelit, meteor-meteor,
komet-komet, debu dan gas antar planet beredar mengelilinginya.Keseluruhan
sistem ini bergerak mengelilingi pusat galaksi.
1.
Matahari
Matahari merupakan tata surya yang paling besar,
dimana 89% massa tata surya terkumpul pada matahari. Matahari merupakan pusat
sumber tenaga di lingkungan tata surya, matahari terdiri dari inti dan tiga
lapisan kulit : fotosfer, chromosfer dan corona. Pada pusat matahari suhunya
mencapai jutaan derajat celcius dan tekanannya ratusan juta atmosfer.Kulit
fotosfer suhunya + 60000oC dan memancarkan hampir semua
cahaya.
2.
Planet Merkurius
Merupakan planet terkecil dan terdekat dengan
matahari.Merkurius tidak mempunyai satelit atau bulan, dan tidak mempunyai
hawa. Planet ini mengandung albedo, yaitu perbandingan antara cahaya yang
dipantulkan dengan yang diterima dari matahari sebesar 0,07. Ini berarti 0,93
atau 93% cahaya yang berasal dari matahari diserap. Garis tengahnya 4500 km.
Diperkirakan tidak ada kehidupan di Merkurius. Merkurius mengadakan rotasi
dalam waktu 58,6 hari dan mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari.
3.
Planet Venus
Venus menempati urutan kedua terdekat dengan matahari,
dikenal dengan Bintang Kejora yang bersinar terang pada waktu sore dan pagi
hari. Mempunyai albedo 0,8 atau 20% cahaya matahari yang datang diserap. Planet
ini diliputi awan tebal (atmosfer) yang mungkin terjadi dari karbon dioksida
tetapi tidak mengandung uap air dan oksigen.Planet ini tidak mempunyai satelit.
Venus bergaris tengah 12.320 km, Rotasi venus+ 247 hari dan berevolusi
(mengelilingi matahari) selama 225 hari.
4.
Planet Bumi
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari
dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak bumi dan matahari 149 juta km. Bumi
mengalami rotasi 24 jam, bumi mempunyai atmosfer dan mempunyai sebuah satelit
yaitu bulan. Bumi mengadakan revolusi selama 365 ¼ hari. Massa jenis bumi rata-rata
+ 5,52.
5.
Planet Mars
Jarak planet Mars dengan matahari 226,48 juta km.
Garis tengahnya 6272 km dan revolusinya 1,9 tahun, rotasinya 24 jam 37 menit.
Berdasarkan data yang dikirimkan oleh satelit Mariner IV di Mars tidak ada
oksigen, hampir tidak ada air, sedangkan kutub es yang diperkirakan mengandung
banyak air itu tak lebih merupakan lapisan salju yang sangat tipis.Mars
mempunyai 2 satelit/bulan yaitu phobus dan daimus.
6.
Planet Yupiter
Merupakan planet terbesar bergaris tengah 138.560 km
dengan rotasinya 10 jam dan mempunyai kurang lebih 14 satelit. Berdasarkan
analisis spektroskopis yupiter mengandung gas metana dan amoniak banyak, serta
mengandung gas hidrogen, albedonya 0,44. Massa planet ini hampir 300 kali massa
bumi dan gravitasinya 2,6 kali gravitasi bumi.
7.
Planet Saturnus
Merupakan planet terbesar setelah Yupiter, bergaris
tengah 118.400 km, berotasi 10 jam dan merupakan planet yang mempunyai cincin
sabuk raksasa. Mempunyai massa jenis 0,75 g/cm2, sehingga terapung
diair. Planet ini berupa gas yang terdiri dari metana dan amoniak dengan suhu
rata-rata 103oC.Saturnus mempunyai 10 satelit dan diantaranya yang
terbesar disebut Titan.
8.
Planet Uranus
Jarak Uranus ke matahari 2860 juta km dan berevolusi
dalam waktu 84 tahun, rotasinya 10 jam 47 detik dan arah geraknya berbeda
dengan yang lainnya yaitu dari timur ke barat.Uranus bergaris tengah 50.560 km.
Berdasarkan pengamatan pesawat Voyager pada Januari 1986 Uranus memiliki 14
satelit.
9.
Planet Neptunus
Jaraknya dengan matahari 4470 juta km, mengelilingi
matahari dalam 165 tahun sekali putar.Mempunyai 2 satelit, satu diantaranya
disebut Triton yang bergerak berlawanan arah dengan gerak rotasi Neptunus.
Benda-benda lain dalam Tata Surya
Selain
planet-planet, pada tata surya terdapat benda-benda sebagai berikut:
1. Planetoida/Asteroida
Pada tahun 1801, Piazzi astronom
dari Italia menemukan benda langit yang berdiameter + 900 km beredar
mengelilingi matahari pada jarak antara Mars dan Yupiter yang berjumlah + 2.000
buah.Benda-benda langit itu disebut Planetoida.Pada tahun 1801 astronom Italia,
Piazzi menemukan asteroid Ceres yang bergaris tengah 750 kilometer.
2. Komet/Bintang
Berekor
Merupakan kumpulan bungkah-bungkah
batu yang diselubungi oleh kabut asap yang berdiameter + 100.00 km
(termasuk selubung gas) dan diamter intinya yang berupa bungkah-bungkah batu
berkisah 10-20 km.
3. Meteor/Bintang
Beralih
Merupakan batu-batu kecil yang
berdiameter antara 0,2 – 0,5 mm dan massanya < 1 gram. Merupakan semacam
debu angkasa yang bergerak dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik.Jika oleh
sesuatu sebab meteor masuk atmosfer bumi, karena gesekan dengan atmosfer akan
timbul panas dan nampak berpijar. Gerak meteor yang pijar ini biasanya disebut
bintang beralih. Jika meteor akan nampak memasuki atmosfer bumi karena suhunya
yang tinggi meteor itu akan hancur sampai kepermukaan bumi. Meteor yang sampai
ke permukaan bmi disebut meteroid yang massanya + 10.000 ton pernah
jatuh di permukaan bumi yang menimbulkan kawah meteor di Arizona dan
Siberia.Meteorid tersebut mengandung besi dan nikel.
Kelahiran Alam Semesta ditinjau dari
Sudut Islam
Menurut sudut pandang Islam, dunia
diciptakan Allah, dipelihara oleh-Nya serta kembali kepada-Nya. Salah satu
makna ayat “Allah adalah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang
Batil”(QS. 57:3), yakni Allah adalah asal dan akhir alam semesta. Dia juga
makna gaib segala sesuatu dan bahkan tanda-tanda nyata atau aspek luar segala
sesuatu yang menrefleksikan nama-nama dan sifat-Nya.
Kaum muslim memandang hukum alam bukan sebagai hukum independen yang
berjalan dengan sendirinya seolah-olah dunia memiliki independensi ontologis.
Mereka memilah hukum-hukum ini sebagai refleksi kebijaksanaan Allah dan
perwujudan kehendak-Nya.Begitu banyak ayat Al-Qur’an menyebutkan hukum paling
mendasar yang mengatur perputaran alam.Hukum moral Islam berlaku tidak hanya
dalam masyarakat manusia, tetapi mencakup hewan, tumbuhan dan seluruh alam tak
bernyawa. Sebagai muslim yang baik di dunia adalah memperhatikan kebijaksanaan
Allah di manapun berada dan manjaga ciptaan-Nya seperti Dia menjaga kita dan
seluruh ciptaan-Nya.
Potensi
Sumber Daya Alam di Eks Karesidenan Surakarta
Karesidenan
Surakarta memiliki 7 daerah bagian yang terdiri dari 6 kabupaten dan satu kota
madya, daerah tersebut antara lain:
a. Kota
Surakarta
b. Kabupaten
Boyolali
c. Kabupaten
Sukoharjo
d. Kabupaten
Karanganyar
e. Kabupaten
Wonogiri
f. Kabupaten
Sragen
g. Kabupaten
Klaten
Ketujuh daerah tersebut memilki karakteristik yang
berbeda-beda, termasuk pada hal potensi sumber daya alam. Sumber daya alam
tersebut dapat berupa pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,
pertambangan, dll. Sumber daya alam merupakan berbagai potensi yang dapat
diperbaharui maupun tidak dapat diperbaharui yang berasal dari alam. Adapun
potensi-potensi Sumber daya alam di eks karesidenan surakarta tersebut secara
singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kota
Surakarta
2. Kabupaten
Boyolali
Kabupaten
Boyolali memiliki luas wilayah lebih kurang 101.510.0965 ha atau kurang 4,5 %
dari luas Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali terletak antara 11022’ BT – 11050’ BT dan 736’ LS –771’LS dengan ketinggian antara 100 meter sampai dengan 1.500
meter dari permukaan laut.
· Sebelah timur dan selatan merupakan
daerah rendah, sedang sebelah utara dan barat merupakan daerah pegunungan.
· Sebelah utara : Berbatasan dengan
wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan.
· Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta dan Kabupaten
Sukoharjo.
· Sebelah Selatan : Berbatasan dengan
wilayah Kabupaten Klaten dan DIY.
· Sebelah Barat : Berbatasan dengan
wilayah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.
Jarak bentang :
· Barat – Timur = 48 km
· Utara – Selatan = 54 km
Adapun potensi sumber daya alam kabupaten boyolali antara
lain:
a. Pertanian
· Jagung Hibrida
Sentra produksi jagung hibrida
meliputi areal 24.869 hektar yang tersebar di Kecamatan Musuk, Boyolali,
Mojosongo, Klego, Kemusu, Wonosegoro, Ampel dan Teras, dengan total produksi
per tahun 113.479 ton. Jagung dari daerah ini dipasarkan ke berbagai daerah di
Jawa tengah untuk kepentingan konsumsi jagung segar dan bahan pakan ternak.
Jagung jenis ini juga banyak dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku
industri makanan dan memiliki daya jual yang tinggi. Kualitas jagung hibrida
tergolong sangat bagus, tahan terhadap hama dan memiliki mudah pengolahannya.
Pengembangan jagung hibrida di Kabupaten Boyolali sangat membantu perekonomian
masyarakat. Karena selain dapat dimanfaatkan jagungnya sebagai salah satu
komoditi pertanian yang cukup diandalkan, daun-daunnya juga dapat dimanfaatkan
untuk pakan ternak sapi yang merupakan ternak andalan Kabupaten Boyolali.
· Jarak Pagar
Budidaya tanaman jarak dan Industri
pengolahan minyak jarak. Lokasi di Kecamatan Klego, Andong, Kemusu, Juwangi,
Wonosegoro dan Nogosari. Potensi areal: 10.409 hektar. Kegunaan: bahan baku
industri minyak jarak.
· Teh Wangi
Industri pengolahan teh wangi.
Lokasi di Kecamatan Ampel, Selo dan Cepogo Potensi: Produksi 191,63 kg/tahun
pada areal 27,88 hektar. Kegunaan: bahan baku pengolahan teh wangi.
· Tembakau
Produksi tembakau rajangan di
Kecamatan Mojosongo, Banyudono, Musuk, Selo, Cepogo, Ampel, Teras dan Sawit .
Produksi 4.178.543 ton/tahun meliputi areal 5.369,35 hektar. Manfaat: bahan
baku industri rokok. Pemasaran: ke wilayah Jateng dan Jatim.
Tembakau asapan dihasilkan di
Kecamatan Mojosongo, Banyudono, teras, Ampel dan Sawit. Produksi 1.760,79 ton
per tahun dengan areal seluas 2.635 hektar. Manfaat: Bahan baku industri rokok.
Pemasaran di wilayah Jateng dan Jatim.
· Asparagus Dan Rebung
Budidaya asparagus dan rebung
berkembangan di Kecamatan Teras dan Mojosongo pada areal 15,4 hektar. Produksi
asparagus 46,8 dan rebung 19,8 ton per tahun. Kedua komoditi ini untuk memenuhi
permintaan ekspor dan industri makanan olahan.
· Ubi Kayu
Setiap tahun Boyolali menghasilkan
ubi kayu atau singkong 197.969 ton dari areal 8.600 hektar. Daerah yang
menghasilkan meliputi Kecamatan Wonosegoro, Klego, Simo, Nogosari, Sambi,
Andong, Mojosongo, Karanggede, Musuk dan Kemusu. Singkong dimanfaatkan untuk
bahan makanan ringan dan bahan pakan ternak.
· Pepaya
Budidaya pepaya dikembangkan di
Kecamatan Mojosongo, Teras, Boyolali, Musuk dan Ampel. Produksi 12.276,7 ton
per tahun dari sekitar 658.848 batang pohon. Pemasaran buah ini ke berbagai
daerah di Jawa tengah dan Jakarta. Selain untuk konsumsi buah segar, pepaya
juga menjadi bahan baku industri saos, asinan dan sari buah. Industri
pengolahan buah seperti seperti pepaya dan lain-lain di Indonesia cukup
berkembang. Termasuk pengolahan buah pepaya untuk saos, sari buah, asinan dan
lain-lain. Kabupaten Boyolali menyediakan buah pepaya yang cukup banyak dan
dapat memenuhi kebutuhan industri tersebut, selain untuk kebutuhan konsumsi
buah segar.
· Padi
Produksi padi Boyolali mencapai
207.312 ton per tahun pada areal 37.194 hektar yang tersebar di Kecamatan
Nogosari, Andong, Karanggede, Banyudono dan Ngemplak Selain dikonsumsi lokal,
padi juga dipasarkan ke berbagai daerah untuk kepentingan industri pangan.
b. Industri
· Kerajinan Tembaga Dan Kuningan
Lokasi
: Desa Cepogo, Kec. Cepogo, Boyolali
· Kerajinan Aluminium Dan Alat Dapur
Lokasi
: Desa Kembang Kuning, Cepogo, Boyolali
· Minyak Atsiri
Lokasi
: Desa Bendan, Kec. Banyudono, Desa Jelok, Kec. Cepogo, Desa Musuk, Kec. Musuk
·
Mebel Kayu/Furniture
Lokasi
: Desa Sembungan, Desa Jeron, Desa Guli, Kec. Nogosari, Desa Manggung, Kec.
Ngemplak, Desa Klewor, Kec. Kemusu, Desa Ngaru-aru, Kec. Banyudono, Desa
Kragilan, Kec. Mojosongo,Desa Kadipaten, Kec. Andong
· Kerajinan Kayu
Lokasi
:Desa Kemiri, Kec. Mojosongo
· Komponen Bahan Bangunan
Lokasi
: Desa Sembungan, Kec. Nogosari, Desa Urutsewu, Kec. Ampel, Desa Klewor, Kec.
Kemusu, Desa Winong Kec. Boyolali
· Kayu Lapis Laminasi
Lokasi
: Desa Kragilan, Kec. Mojosongo, Desa Urutsewu, Kec. Ampel
3. Kabupaten
Sukoharjo
Kabupaten
Sukoharjo merupakan kabupaten terkecil kedua di Propinsi Jawa
Tengah, Secara geografis, terletak diantara Bagian ujung timur 110. 57O
BT, Bagian Ujung Sebelah Barat 110 42O BT, Bagian Ujung Sebelah
Utara7 32O LS,Bagian Ujung Sebelah Utara 7 49O 32.00O
LS. Dengan luas 46,666 Km2, atau 1,43% luas
wilayah Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Sukoharjo memiliki batas-batas
wilayah administrasi sebagai berikut :
Sebelah utara
|
:
|
Kota Surakarta dan Kabupaten
Karanganyar
|
Sebelah Selatan
|
:
|
Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten
Wonogiri
|
Sebelah Timur
|
:
|
Kabupaten Karanganyar
|
Sebelah Barat
|
:
|
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten
Klaten
|
Secara
topografi terdiri atas daerah, dataran rendah dan perbukitan. Daerah
dataran rendah merupakan kawasan di bagian Utara, daerah perbukitan merupakan
kawasan di bagian Selatan dan Timur.
Sesuai
dengan letak geografis, dipengaruhi iklim daerah tropis yang dipengaruhi
oleh angin muson dengan 2 musim, yaitu musim kemarau pada bulan April –
September dan musim penghujan antara bulan Oktober – Maret. Curah hujan tahunan
rata-rata sebesar 2.790 mm, suhu udara berkisar antara 230C sampai
dengan 340C, dengan kelembaban udara tahunan rata-rata 77%.
Kabupaten
Sukoharjo dalam suatu sistem hidrologi, merupakan kawasan yang berada pada
aliran sungai Bengawan Solo, mengalir beberapa sungai yang tergolong
besar seperti yaitu Sungai Bengawan Solo, Sungai Proyek Waduk GM, Sebagai
Daerah aliran, dengan sendirinya merupakan daerah limpasan debit air dari
sungai yang melintas dan sering mengakibatkan terjadinya banjir pada musim
penghujan.
Pola tata
guna lahan terdiri dari Perumahan, Tegalan, Kebun campuran, Sawah, Perusahaan,
Jasa, Industri dan Penggunaan lainnya dengan sebaran sawah sebesar
45,26 %, dan lahan bukan sawah 54,74%, dari lahan sawah tersebut terdiri dari
70,17% irigasi teknis, irigasi setengah teknis 8,98%, irigasi sederhana 9,17%
dan sawah tadah hujan 11,67 %.
Dengan Visi Mewujudkan pertanian
yang modern, tangguh dan efisien serta Misi Mewujudkan masyarakat pertanian
yang mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan maka Kabupaten Sukoharjo melalui
Dinas Pertanian berupaya melaksanakan program pertanian bidang tanaman
pangan, diantaranya
·
Upaya
pelestarian Swasembada beras
·
Upaya
pencapaian swassembada kedelai
·
Upaya
pencapaian swasembada Jagung
·
Pengembangan
Hortikultura
·
Pengembangan
pra sarana, sumberdaya dan kelembagaan pertanian
4. Kabupaten
Karanganyar
Sektor pertanian sebagai salah satu
sektor primer, memang masih memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karanganyar. Sektor pertanian dirinci menjadi
beberapa subsektor, yaitu (1) Tanaman Bahan Makanan, (2) Perkebunan,
(3) Kehutanan, (4) Peternakan, dan (4) Perikanan.
Tanaman Bahan Makanan
Pertanian tanaman bahan
makanan merupakan salah satu sektor dimana produk yang dihasilkan menjadi
kebutuhan pokok hidup rakyat. Kabupaten Karanganyar
sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian yang memiliki potensi
cukup baik bagi pengembangan tanaman agro industri.
Data dari Dinas Pertanian Kabupaten
Karanganyar selama tahun 2010 diperoleh produksi padi sawah sebanyak
292.698 ton, jagung sebanyak 63.379 ton, ubi kayu sebanyak 101.891 ton
dan kacang tanah sebanyak 10.739 ton. Sebagian tanah di Kabupaten Karanganyar
merupakan tanah pegunungan/perbukitan (Jatiyoso, Matesih, Tawanagmangu,
Ngargoyoso dan Jenawi) yang sangat potensial untuk tanaman sayur-sayuran
seperti bawang merah, bawang putih, kobis, sawi, cabe, tomat, buncis dan
sebagainya.
b. Potensi Peternakan
Populasi ternak yang banyak diusahakan di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 adalah sapi potong 49.930 ekor, sapi perah 320 ekor, kerbau 507 ekor, kuda 271 ekor, kambing 22.213 ekor, domba 155.428 ekor, babi 38.222 ekor, ayam ras 1.853.142 ekor, ayam buras 847.834 ekor, ayam pedaging 2.574.500 ekor, itik 105.906 ekor, kelinci 11.695 ekor dan burung puyuh 485.700 ekor. Selama tahun 2010 hasil-hasil produksi ternak terdiri dari telur ayam buras 352.620 kg, telur ayam ras 16.055.662 kg, telur itik 605.789 kg, telur puyuh 663.136 kg, daging 5.356.503 kg dan susu 302.904 lt.
c. Potensi Perkebunan
Tanaman perkebunan rakyat di Kabupaten Karanganyar yang sangat potensial adalah cengkeh yang mencapai luas sebesar 1.604,08 Ha dan selama tahun 2010 produksinya mencapai 277,70 ton. Tanaman lain yang juga potensial untuk dikembangkan adalah kelapa, mete, tebu dan jahe. Sementara itu untuk tanaman perkebunan besar yang potensial adalah teh dan karet
d. Potensi Pertambangan
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian. Di kabupeten karanganyar terdapat pertambangan di tiga kecamatan yaitu
· Kecamatan Matesih Pertambangan yang dihasilkan seperti Batu Kapur, Trass
· Kecamatan jatipuro, Pertambangan yang dihasilkan : Trass, Batu Kali
· Kecamatan Tawangmanggu Pertambangan yang dihasilkan : Trass, Kapur
e. Potensi Pariwisata
Kabupaten Karanganyar terletak di sebelah Timur wilayah Solo. Dengan keindahan pemandangan yang mempesona di kawasan Gunung Lawu, Kabupaten karanganyar memiliki potensi pengembangan pariwisata yang sangat tinggi di bidang Sumber Daya Alam dan Ekowisata, yang semakin diperkuat dengan keramah-tamahan penduduk. Kesuburan tanah dimanfaatkan untuk produk-produk pertanian dan perkebunan. Sektor peternakan juga meberikan porsi yang besar sebagai output dari Kabupaten karanganyar selain dari sektor pertanian kabupaten karanganyar juga mengembangkan dibidang pariwisata, perkebunan dan pertambangan. Dengan kondisi alam yang indah, Karanganyar memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Baik itu wisata alam ataupun peninggalan sejarah yang terletak di tempat wisata alam tersebut. Sehingga menjadikan suatu kunjungan yang unik bagi para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.
5. Kabupaten
Wonogiri
Kabupaten Wonogiri terletak pada 7º
32’ – 8º 15’ Lintang selatan dan Garis Bujur 110º 41’ – 111º 18’ Bujur Timur.
Posisi Kabupaten Wonogiri sangat strategis karena terletak di ujung selatan
Propinsi Jawa Tengah dan diapit oleh Propinsi Jawa Timur dan Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah Kabupaten Wonogiri adalah 182.236,02 ha.
Secara administratif terbagi menjadi 25 Kecamatan, 43 Kelurahan dan 251 Desa.
Kondisi alamnya sebagian besar
berupa pegunungan berbatu gamping, terutama di bagian selatan, yang termasuk
jajaran Pegunungan Seribu dan merupakan mata air dari Bengawan Solo. Sedangkan
batas wilayah Kabupaten Wonogiri dengan daerah lainnya adalah sebagai berikut :
·
Sebelah
Selatan
|
Berbatasan
dengan Kabupaten Pacitan (JawaTimur) dan Samudera Indonesia
|
·
Sebelah
Utara
|
Berbatasan
dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah)
|
·
Sebelah
Timur
|
Berbatasan
dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur)
|
·
Sebelah
Barat
|
Berbatasan
dengan Daerah Istimewa Yogyakarta
|
Secara topografis, sebagian besar
wilayah Kabupaten Wonogiri merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara
100-300 meter di atas permukaan air laut (dpl). Sedangkan sebagian lagi
merupakan dataran tinggi yaitu berada pada 500 m atau lebih dari permukaan air
laut. Wilayah ini meliputi Kecamatan Jatiroto dan Karangtengah. Fisiografi
wilayah Kabupaten Wonogiri sebagian besar berupa perbukitan bergelombang.
Sedangkan fisiografi dataran sangat terbatas hanya di beberapa tempat terutama
pada bentuk lahan aluvial.
·
Bidang
Peternakan
Di bidang peternakan, Kabupaten
Wonogiri merupakan penghasil sapi yang cukup besar dalam hal populasi hewan
ternak terutama sapi di Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa sektor
peternakan sangat potensial untuk dikembangkan lebih baik lagi. Usaha
peternakan yang terdapat di Kabupaten Wonogiri antara lain ayam petelur, ayam
pedaging, itik, kambing, dan kerbau.
Usaha peternakan sapi ini mendapat
perhatian dari Pemerintah Daerah dengan melakukan berbagai usaha pengembangan,
antara lain dengan pembuatan Pos Inseminasi Buatan (IB). Program ini bertujuan
untuk meningkatkan angka kelahiran bayi sapi sehingga meningkatkan populasinya.
Prestasi yang dicapai Kabupaten Wonogiri yaitu peringkat pertama dalam program
pelaksanaan IB se-Jawa Tengah.
Disamping kegiatan tersebut ada upaya lain yang ditempuh antara lain program peningkatan Hijauan Makanan Ternak dan perbaikan manajemen pengelolaan usaha peternakan dengan sektor swasta.
Disamping kegiatan tersebut ada upaya lain yang ditempuh antara lain program peningkatan Hijauan Makanan Ternak dan perbaikan manajemen pengelolaan usaha peternakan dengan sektor swasta.
·
Bidang
Perikanan
Pembangunan sektor Perikanan
dikembangkan dengan dukungan kondisi dan potensi wilayah Kabupaten Wonogiri
yang ada, utamanya perairan Waduk Gajah Mungkur dan perikanan laut di Kecamatan
Paranggupito. Potensi budidaya perikanan dan perikanan tangkap masih sangat
terbuka lebar.
Budidaya perikanan di Waduk Gajah
Mungkur Kabupaten Wonogiri menggunakan sistem Karamba Jaring Apung (KJA) dengan
komoditas unggulan jenis ikan nila, usaha perkolaman dengan jenis ikan lele
yang tersebar di 15 kecamatan dan usaha perikanan tangkap baik di air tawar
maupun di laut.
Usaha Karamba Jaring Apung
berdasarkan data terakhir, pemasaran produksinya berupa filet dan ikan nila
sudah diekspor ke negara Amerika dengan nilai penjualan lebih dari Rp. 63
milyar. Sedangkan hasil perikanan tangkap komoditas antara lain ikan jenis
tawes, nila, sogo, jambal/ patin, karper dan betutu. Untuk penangkapan di
wilayah Kecamatan Paranggupito yaitu di kawasan Samudera Indonesia, komoditasnya
adalah lobster dan ikan panjul.
Untuk pemasaran hasil perikanan
tangkap ini, Pemerintah Daerah sudah membangun Tempat Pelelangan Ikan yang
tersebar di beberapa Kecamatan.
·
Pertanian
Kabupaten Wonogiri mempunyai potensi
di bidang pertanian yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Luas areal
pertanian di Wonogiri mencapai 98.082 ha atau 53.82% dari luas wilayah secara
keseluruhan. Sektor pertanian telah di dukung oleh sarana irigasi sebanyak
3.970 unit dengan panjang 1.560 km, sedangkan jumlah kelompok tani dan Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan) sebanyak 291 kelompok.
·
Perkebunan
Produksi tanaman
perkebunan pada tahun 2007 bervariasi pertumbuhannya ada
beberapa tanaman yang meningkat produksinya ada juga yang turun serta ada pula
yang relatif tetap, sebagai contoh adalah cengkeh yang
mengalami kenaikan dari 1.282 ton menjadi 2.511
ton sedangkan Tebu mengalami penurunan dari 2.609 ton tahun
2006 menjadi 1.559 ton.
·
Kehutanan
Departemen Kehutanan percepat
rehabilitasi hutan dan pembangunan hutan tanaman “Untuk mengimbangi laju degradasi sumber daya
hutan yang rata-rata setiap tahun mencapai 2,1 juta ha, dan merehabilitasi
hutan dan lahan kritis yang saat ini lebih dari 43 juta ha, maka Departemen
Kehutanan telah melaksanakan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan
(GERHAN), dengan target 3 juta hektar selama 5 tahun.”
Dalam Peraturan Menteri Kehutanan
nomor SK. 154/Menhut-II/2004 tentang Restorasi Ekosistem di Kawasan Hutan
Produksi. Melalui kebijakan ini dilakukan dengan pemberian ijin selama 55 tahun
dalam bentuk Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK). Prosedur dan mekanisme pemberian ijin ini sama dengan
prosedur dan mekanisme pemberian IUPHHK pada hutan alam, yang juga dengan
pelelangan melalui penawaran.
Lahan yang dicatat oleh Dinas
Lingkungan Hidup, Kebutuhan dan Pertambangan sebesar 43.826 ha lebih kecil dari
tahun sebelumnya yang sebesar 53.868 ha yang tersebar di 25 Kecamatan. Dan
Kecamatan Giriwoyo memiliki luas lahan kritis terbesar yaitu 6.277 ha.
·
Pertambangan
Melihat kondisi geologinya,
Kabupaten Wonogiri banyak memiliki potensi di bidang pertambangan terutama
bahan galian non logam (golongan C) yaitu batu gamping, kalsit, batuan andesit,
tras, pasir kuarsa, pasir batu, batu bentonit, lempung atau tanah liat, damar,
kaolin, fosfat, oker, dan batu setengah permata.
Bahan galian batu gamping banyak
terdapat di wilayah Kabupaten Wonogiri bagian selatan dan barat. Sumberdayanya
diperkirakan sekitar 3.599 juta m3 dengan luas sebaran mencapai 4.130 ha.
Potensi batu gamping yang begitu
besar ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, Pemerintah
kabupaten Wonogiri terus membuka peluang kepada para investor besar untuk
mendirikan industri semen di Wonogiri. Potensi bahan baku untuk industri semen
diperkirakan mencapai 100 tahun.
Batuan andesit terdapat di sebelah
barat dan timur wilayah Kabupaten Wonogiri, terutama di Desa Keloran,
Kepatihan, dan Pare Kecamatan Selogiri yang jumlah cadangannya mencapai sekitar
205.865.625 m3. Sedangkan yang terdapat di Kecamatan Ngadirojo, Jatiroto,
Manyaran, dan Giriwoyo sumberdayanya mencapai 1.379.3000.000 m3.
Bahan galian kalsit banyak terdapat
di Kecamatan Eromoko, Giriwoyo, Pracimantoro, dan Giritontro. Kalsit biasa
digunakan untuk bahan pemutih, industri kaca, pakan ternak, dan bahan dasar
cat. Tanah liat atau lempung yang banyak digunakan sebagai bahan pembuatan batu
bata, genteng, dan gerabah, diperkirakan memiliki luas sebaran 18.392 ha. Usaha
industri batu bata, genteng, dan gerabah, terdapat hampit di tiap Kecamatan,
utamanya di Kecamatan Tirtomoyo, Kismantoro, Batuwarno.
Batu setengah permata yang terdapat
di Kabupaten Wonogiri adalah jenis kalsedon, onyx, fosil kayu, agate, jasper,
dan ametis. Bahan ini digunakan sebagai bahan baku perhiasan cincin, kalung,
serta aneka kerajinan. Batu setengah permata banyak terdapat di Kecamatan
Giriwoyo dan Karangtengah dengan luas sebaran kurang lebih 3 ha dan memiliki
sumberdaya lebih kurang 1.800 m3.
Sedangkan bahan galian logam atau
golongan B yang terdapat di Kabupaten Wonogiri antara lain emas, tembaga,
mangan dan galena. Pertambangan jenis ini masih dikelola secara tradisional,
dan baru satu perusahaan yang mendirikan pabrik pengolahan bahan galena yaitu
di Kecamatan Tirtomoyo. Bahan galian logam emas terdapat di Desa Jendi dan
Keloran Kecamatan Selogiri dengan sebaran seluas 100 ha. Sumberdayanya
diperkirakan sebesar 20.000 ton bijih emas. Selain itu juga terdapat di Desa
Boto Kecamatan Jatiroto.
Bahan galian logam tembaga terdapat
di Kecamatan Tirtomoyo dan Jatisrono. Tambang tembaga yang beroperasi sekarang
ini pernah diusahakan pada saat pendudukan Belanda dan Jepang. Sedangkan logam
mangan terdapat di Kecamatan Eromoko. Terakhir adalah bahan galian Galena atau
timbal sulfida terdapat di Kecamatan Purwantoro.
6. Kabupaten
Sragen
Sebelah
Timur
|
Kabupaten
Ngawi (propinsi jawa timur)
|
Sebelah
Barat
|
Kabupaten
Boyolali
|
Sebelah
Selatan
|
Kabupaten
Karanganyar
|
Sebelah
Utara
|
Kabupaten
Grobogan
|
Kabupaten
sragen merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Tengah.Secara geografis
Kabupaten Sragen berada di perbatasan antara Jawa Tengah da Jawa Timur.Batas
batas wilayah Kabupaten Sragen:
Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55
km2 yang terbagi dalam 20 kecamatan,8 kalurahan,dan 200 desa.Secara fisiologis,
wilayah Kabupaten Sragen terbagi atas:
40.037,93 Ha(42,52%)
|
Lahan basah(sawah)
|
54.117,88 Ha(57,48%)
|
Lahan kering
|
a.
Pertanian
Luas lahan sawah di Kabupaten
Sragen Tahun 2008/2009 mencapai 39.759 ha yang terdiri :
o
Sawah
pengairan teknis = 18.974 Ha ;
o
Setengah
teknis = 3.761 Ha ;
o
Sederhana
= 2.234 Ha ;
o
Non
PU = 800 Ha
o
Tadah
hujan = 13.739 Ha,
o
Lain-lain
= 251 Ha
Jenis Tanah di Kabupaten Sragen
adalah Grumusol, Alluvial, Latosol, Litosol dan Mediteran.
Jumlah Lahan Kering = 54.396 Ha Untuk daerah selatan bengawan
solo banyak petani yang mengusahakan pertanian (tanaman padi) dengan pola
tanam padi – padi – padi dan padi – padi - polowijo. Sedangkan untuk yang
berada utara bengawan solo pola tanamnya padi – padi – polowijo dan padi –
polowijo – Bero.
· Kawasan pertanian lahan basah di kecamatan Masaran , Sidoharjo,
Sragen, Karangmalang, Kedawung, Sambirejo , Gondang , Sambungmacan, Ngrampal
dan sebagian Kecamatan Plupuh.
· Kawasan lahan pertanian kering di Kecamatan Kalijambe, Gemolong,
Miri , Sumberlawang, Tanon, Mondokan, Sukodono, Gesi., Tangen, Jenar dan
sebagian wilayah kecamatan Plupuh.
· Budidaya tanaman padi Lokasi Potensial : Kec. Sragen,
Sambirejo, Gondang, Sambungmacan, Ngrampal, Sidoharjo, Karangmalang, Kedawung ,
Plupuh, Masaran, Tanon
· Budidaya tanaman padi Organik Lokasi Potensial : Kec. Sambirejo,
Gondang, Sambungmacan, Ngrampal, Sidoharjo, Karang malang, Kedawung dan Masaran
· Budidaya tanaman Kacang Tanah Lokasi Potensial di kecamatan
Kalijambe , Miri, Gemolong, Plupuh , Sumberlawang dan Mondokan .
· Budidaya tanaman Jagung Lokasi Potensial di kecamatan
Sumberlawang, Gesi, Sambirejo, Tangen, Jenar, Sukodono, Sambungmacan, dan
Kalinjambe.
· Budidaya tanaman Lombok/ Cabe Lokasi Potensial di kecamatan
Kalijambe, Sragen, Sukodono, Gemolong, Ngrampal, Gondang, Sidoharjo, Kedawung
dan Jenar.
· Budidaya White Melon Lokasi Potensial di desa Gawan dan
Jono kecamatan Tanon, dan di desa Patihan kecamatan Sidoharjo.
• Budidaya tanaman Semangka Lokasi Potensial : Kec. Tanon, Gesi, Kr.malang, Kedawung, Sidoharjo, Masaran.
• Budidaya tanaman Semangka Lokasi Potensial : Kec. Tanon, Gesi, Kr.malang, Kedawung, Sidoharjo, Masaran.
· Budidaya tanaman Jeruk Besar Lokasi Potensial : Kec. Kalijambe,
Plupuh, Sb. Lawang, Tanon, Sidoharjo, Sambirejo, Kedawung, Masaran.
· Budidaya tanaman Sentra produksi untuk Cabe rawit
dikembangkan di: Kec. Jenar, Tangen Gesi, Mondokan, Sukodono, Sumberlawang
· Budidaya tanaman Cabe Besar dikembangkan di: Kec. Tanon,
Kedawung, Sambirejo, Karang Malang, Sidoharjo, Masaran, Sambungmacan
· Budidaya tanaman Garut Sentra produksi : Kec. Gesi, Tangen,
Sukodono dan Jenar. Lokasi Potensial : Kec. Gesi, Tangen, Jenar,
Mondokan,Tanon, Sukodono,Sumber
b.
Peternakan dan Perikanan
ü Pengembangan
Sapi Brangus
Sapi Brangus adalah salah satu jenis
dari sapi peternak yang dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah khususnya di
Kabupaten Sragen. Dalam rangka mengembangkan sapi jenis ini Pemerintah
Kabupaten Sragen telah membuat strategi dengan menciptakan kawasan Pembibitan
dimana untuk tahun 2000 baru terdapat 1 kawasan pembibitan yakni di Desa
Pringanom Kecamatan Masaran.
ü Ikan Nila Merah
merupakan salah satu jenis ikan yang
dikembangkan oleh Pemerintah Pusat / DKP di Kabupaten Sragen. Dalam rangka
mengembangkan jenis komoditas perikanan ini Pemerintah Pusat melalui Departemen
Kelautan dan Perikanan membuat strategi / program Intensifikasi Budidaya
(Inbud) Nila Merah yang telah dilaksanakan sejak Tahun 2002. Adapun kegiatannya
meliputi
o
Pelatihan
teknis
o
Temu
usaha
o
Temu
lapang
o
Penguatan
modal kelompok.
Strategi yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Sragen adalah mensentrakan usaha pembesaran di Waduk
Kedung Ombo (WKO) dengan teknik Karamba Jaring Apung (KJA) dan Unit Pembenihan
Rakyat (UPR), memberikan fasilitas kepada kelompok/pembudidaya ikan memperoleh
penguatan modal usaha dengan bunga lunak serta pembinaan kelompok baik teknis
maupun manajemen. Guna mengembangkan kegiatan tersebut telah dijalin kemitraan
antara pembudidaya, pedagang benih dan pedagang pakan ikan serta telah terjalin
pemasaran dengan PT. Aqua Farm Semarang dan PT. KLM Gresik.
Keunggulan ikan nila merah :
o
Komoditi
ekspor.
o
Konsumsi
rumah makan/hotel sebagai pengganti kakap merah.
o
Mudah
dibudidayakan.
o
Rasa
daging enak dan tebal
ü Pengembangan
Ikan Karper
Ikan karper juga termasuk ikan yang
dikembangkan di Kabupaten Sragen, karena ikan karper mempunyai tingkat
pertumbuhan yang cepat, mudah dibudidayakan, rasa daging enak dan produksi
tinggi, terutama di karamba jaring apung serta permintaan konsumsi ikan ini sangat
tinggi.
Adapun strategi yang dilaksanakan
yaitu :
o
Kegiatan
pembenihan difokuskan di Balai Benih Ikan (BBI)
o
Kegiatan
pendederan dilaksanakan oleh petani Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
o
Kegiatan
pembesaran di karamba jaring apung Untuk mendukung kegiatan tersebut Pemerintah
Kabupaten Sragen memberi kemudahan bagi petani, melalui pemberian pinjaman
modal usaha dengan bunga lunak (recovery fund). Disamping itu juga telah
terjalin kemitraan antara petani pembudidaya, pedagang benih dan pedagang ikan
konsumsi
ü Pengembangan
Pembibitan Lele Dumbo
Ikan lele dumbo merupakan jenis ikan
yang telah lama dikembangkan di Kabupaten Sragen dan mempunyai banyak
keunggulan antara lain :
o
Mampu
beradaptasi dan hidup pada kondisi air yang buruk
o
Pertumbuhan
cepat (2,5 – 3,5 bulan )
o
Pemasaran
produksi lancar (permintaan pasar cukup tinggi)
Strategi yang dikembangkan oleh Pemerintah
Kabupaten Sragen
o
Pembenihan
ikan lele dumbo disentrakan pada Unit Pembenihan Rakyat (UPR).
o
Usaha
budidaya (pembesaran) ikan lele dumbo disentrakan pada kolam rakyat.
7. Kabupaten
Klaten
Wilayah Kabupaten Klaten terletak antara :
Bujur Timur
: 110°26'14" - 110°47'51"
Lintang Selatan :
7°32'19" - 7°48'33"
Wilayah Kabupaten Klaten berbatasan dengan beberapa
kabupaten :
Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Selatan : Kabupaten Gunungkidul (DIY)
Sebelah Barat : Kabupaten Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Wilayah Kabupaten Klaen terbagi menjadi tiga dataran :
Sebelah Utara : Dataran Lereng
Gunung Merapi
Sebelah Timur : Membujur Dataran
Rendah
Sebelah Selatan : Dataran Gunung Kapur.
Jarak Kota Klaten dengan kota lain se ex-Karesidenan
Surakarta :
Kota Klaten ke Kota
Boyolali : 38 Km
Kota Klaten ke
Wonogiri
: 67 Km
Kota Klaten ke Kota
Solo :
36 Km
Kota Klaten ke
Karanganyar : 49 Km
Kota Klaten ke Kota Sukoharjo : 47
Km
Kota Klaten ke Sragen
: 63 Km
Klasifikasi Tanah di Kabupaten Klaten :
Jenis tanah terdiri dari 5 (lima) macam :
- Litosol : Bahan induk dari skis kristalin dan batu tulis terdapat di daerah Kecamatan Bayat.
- Regosol Kelabu : Bahan induk abu dan pasir vulkanik termedier terdapat di Kecamatan Cawas, Trucuk, Klaten Tengah, Kalikotes, Kebonarum, Klaten Selatan, Karangnongko, Ngawen, Klaten Utara, Ceper, Pedan, Karangdowo, Juwiring, Wonosari, Delanggu, Polanharjo, Karanganom, Tulung dan Jatinom.
- Grumusol Kelabu Tua : Bahan induk berupa abu dan pasir vulka intermedier terdapat di daerah Kecamatan Bayat, Cawas sebelah Selatan.
- Kompleks Regosol Kelabu dan Kelabu Tua : Bahan induk berupa batu kapur napal terdapat di daerah Kecamatan Klaten Tengah dan Kalikotas sebelah Selatan.
- Regosol Coklat Kekelabuan : Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier terdapat di daerah Kecamatan Kemalang, Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno dan Wedi.
Luas Penggunaan Lahan :
Luas Wilayah Kabupaten Klaten seluas
65.556 Ha, terdiri dari lahan pertanian seluas 39.758 Ha, dan luas lahan bukan
pertanian seluas 25.798 Ha. Untuk lahan pertanian terdiri dari lahan sawah
seluas 33.374 Ha dan lahan bukan sawah seluas 6.384 Ha.
Curah Hujan :
Curah hujann di Kabupaten Klaten
selama tahun 2011 sebesar 83.839,70 mm dengan hari hujan sebanyak 3.875 hari
hujan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret 2011 sebesar 12.905 mm
dan yang terendah terjadi pada bulan Agustus 2011 sebesar 0,00 mm.
·
Pertanian
Luas wilayah Kabupaten Klaten
sebesar 655,56 Km2, berdasarkan pemakaian lahan pertanian untuk penggunaan
lahan sawah 33,398 Ha (51%) dan untuk lahan bukan sawah sebesar 6,384 Ha (10%).
Sedangkan untuk lahan bukan pertanian seluas 25,760 Ha (39%). Menurut sistem
penggunaan air di Kabupaten Klaten, menunjukkan bahwa sawah dengan sistem
pengairan teknis seluas 19,897 Ha, sistem pengairan setengah teknis seluas
9,771 Ha, sistem pengairan sederhana seluas 2,267 Ha, serta sistem tadah hujan
seluas 1,463 Ha.
Pada tahun 2012 tercatat padi sawah
dengan luas panen 63.030 Ha, dengan produksi sebanyak 387.089 ton, namun
mengalami puso seluas 853 Ha. Luas panen jagung 11.226 Ha, Kedelai 3.870 Ha,
sedangkan luas panen kacang tanah 709 Ha, Ubi Jalar 121 Ha. Realiasasi
peredaran ikan olahan sebanyak 5.172.825 kg. Sektor peternakan tercatat:
kambing 94.609 ekor, sapi 102.733 ekor, kuda 441 ekor, ayam buras 1.550.557
ekor dan ayam pedaging 1.652.300 ekor.
·
Lingkungan Hidup
Penyelenggaraan
urusan lingkungan hidup di Kabupaten Klaten diupayakan untuk menjamin
kelangsungan makhluk hidup yang didalamnya terdapat air, tanah dan
udara, harus bersih atau berada pada ambang batas minimal pengaruh
pencemaran, sehingga tidak mempengaruhi kesehatan dan aktifitas masyarakat.
Berbagai
persoalan yang akan dihadapi oleh Kabupaten Klaten di masa datang
adalah penyediaan air bersih, sanitasi, persoalan limbah, sampah padat,
limbah cair, dan polusi udara.
Sampah
yang dihasilkan oleh masyarakat Kabupaten Klaten mencapai 350 m³ per
hari. Besarnya jumlah sampah yang dihasilkan, maka menjadikan pemikiran
bersama untuk mengantisipasi sejak dini, agar tidak menimbulkan permasalahan
bagi Pemerintah Kabupaten Klaten di masa datang. TPA Jomboran dengan luas
± 1,7 ha akan semakin penuh karena kapasitasnya terbatas.
Proporsi
ruang terbuka hijau mencakup 20% Ruang Terbuka Hijau Publik dan 10% Ruang
Terbuka Hijau Privat. Proporsi RTH Kabupaten Klaten saat ini masih jauh
dari harapan karena hanya sekitar 6,7%. Melihat kondisi RTH
tersebut, masih ada kewajiban bagi Pemerintah Kabupaten Klaten untuk
memenuhi amanat Undang–undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
yaitu untuk mencapai angka 30%. Kendala yang dihadapi dalam
memenuhi ketentuan proporsi Ruang Terbuka Hijau Privat karena menyangkut
kepentingan kepemilikan lahan. Kebijakan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Publik yang telah ada penting untuk diutamakan.
Sementara
itu penanganan persampahan di Kabupaten Klaten tahun 2012 tercatat jumlah lahan
kritis sebesar 2.195 ha ( atau naik 56,40% ) dibanding tahun 2011, hal ini
dikarenakan erupsi Merapi dan gempa bumi berdampak terhadap meningkatnya
cakupan lahan agak kritis terutama di Kecamatan Kemalang, Manisrenggo dan
Gantiwarno. Sementara itu, jumlah luasan reklamasi yang tidak berizin sebanyak
181,4685 ha dan yang berizin 48,8 ha.
DAFTAR PUSTAKA
Raafsyamjani. 2013. Makalah Tentang Alam Semesta dan Tata Surya. Diperoleh dari http://.wordpress.com pada 15 Oktober 2013
Melyme. 2012. Teori
Penciptaan Alam Semesta. Diperoleh dari http://melyme-agama.blogspot.com
pada 15 Oktober 2013
0 komentar
Posting Komentar