Label 3

Minggu, 23 Februari 2014

Idul Fitri



Idul Fitri

            Idul fitri terdiri dari dua kata dari bahasa arab, yaitu idul yang artinya kembali dan fitri/ fitrah yang artinya suci. Idul fitri jatuh pada tanggal 1 syawal tahun hijriah. Penghitungan dan penetapan jatuhnya 1 syawal ditandai dengan munculnya hilal. Perputaran waktu di bumi ini telah diatur oleh Allah SWT berdasarkan bulan dan matahari, dalam QS. Yunus: 5
Artinya: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
Selain itu Allah SWT juga menegaskan kembali dalam QS. At-Taubah: 36 yang menjelaskan bahwa penghitungan setiap tahun adalah 12 bulan.
            Dalam QS. Al-Baqarah: 185 Allah SWT menjelaskan bahwasannya dalam berpuasa seharusnya mencukupkan selama 1 bulan sampai munculnya hilal, hal tersebut bisa 28, 29, 30 atau bahkan 31 hari. Setelain itu, setelah tiba waktu munculnya hilal hendaknya mengagungkan Allah SWT, yakni dengan bacaan takbir yang sering dikumandangkan setiap hari raya idul fitri.
            1 syawal adalah kesempatan bagi kita untuk mengevaluasi diri dengan menunaikan zakat di antara bulan ramadhan sampai tiba waktu shalat idul fitri. Karena sesungguhnya orang yang tidak mau membayar zakat termasuk dalam orang-orang yang mempersekutukan Allah SWT (syirik) (QS. Fushilat: 6-7). Dan syirik adalah dosa yang tidak akan diampuni Allah selamanya (QS. An-Nisaa’: 48).
            Idul fitri juga sering disebut dengan hari kemenangan (fauzun) bagi orang muslim yang berpuasa. Tapi sebenarnya orang yang benar-benar memperoleh kemenangan di hari raya idul fitri bukanlah orang yang hanya berpuasa semata tetapi milik orang-orang yang taat dan takut kepada Allah serta bertakwa (QS. An-Nuur: 52). Sehingga pada dasarnya puasa mempunyai tujuan agar kita bertakwa, hal ini tersurat dalam QS. Al-Baqarah: 183
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”,
Lalu apakah hakikat orang yang bertakwa menurut Al-qur’an?. Orang bertakwa berdasarkan QS. Ali-Imran: 133-134, antara lain:
1.      Orang yang segera mohon ampun kepada Allah
2.      Sedekah dalam waktu lapang dan sempit
3.      Menahan amarah
4.      Memaafkan kesalahan orang lain
5.      Berbuat kebaikan.
Jadi pada dasarnya orang yang bersedekahlah yang memperoleh kemenangan (QS. At-Taubah: 20). Maka dari itu kita harus selalu menafkahkan harta setiap hari. Apa artinya jika orang berpuasa tetapi ia tidak mau sedekah dan zakat, sama saja ia puasa tapi tidak lebaran. Sedekah itu tidak mengenal tempat dan waktu, kapanpun dan dimanapun kita harus senantiasa bersedekah (QS. Al-Baqarah: 274). Bahwasannya Allah berfirman dalam QS. Maryam: 31, shalat dan zakat itu adalah selama manusia itu hidup. Jadi zakat tidak terbatas pada setahun sekali dan dengan jumlah 2,5 kg. Selain orang yang bersedekah orang yang mendapat kemenangan adalah orang yang bersabar (QS. Al-Mu’minuun: 111).
Idul fitri juga sering dikatakan sebagai hari penghapusan dosa. Tapi siapakah orang yang mendapat ampunan di hari kemenangan dari Allah SWT?, mereka adalah orang yang beriman dan bertakwa, jadi puasa saja tidaklah cukup.
Artinya: Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”.



0 komentar

Posting Komentar

Popular Posts