Idul Fitri
Idul fitri terdiri dari dua kata
dari bahasa arab, yaitu idul yang artinya kembali dan fitri/ fitrah yang
artinya suci. Idul fitri jatuh pada tanggal 1 syawal tahun hijriah.
Penghitungan dan penetapan jatuhnya 1 syawal ditandai dengan munculnya hilal.
Perputaran waktu di bumi ini telah diatur oleh Allah SWT berdasarkan bulan dan
matahari, dalam QS. Yunus: 5
Artinya: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar
dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan
bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah
tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
Selain
itu Allah SWT juga menegaskan kembali dalam QS. At-Taubah: 36 yang menjelaskan
bahwa penghitungan setiap tahun adalah 12 bulan.
Dalam QS. Al-Baqarah: 185 Allah SWT
menjelaskan bahwasannya dalam berpuasa seharusnya mencukupkan selama 1 bulan
sampai munculnya hilal, hal tersebut bisa 28, 29, 30 atau bahkan 31 hari.
Setelain itu, setelah tiba waktu munculnya hilal hendaknya mengagungkan Allah
SWT, yakni dengan bacaan takbir yang sering dikumandangkan setiap hari raya
idul fitri.
1 syawal adalah kesempatan bagi kita
untuk mengevaluasi diri dengan menunaikan zakat di antara bulan ramadhan sampai
tiba waktu shalat idul fitri. Karena sesungguhnya orang yang tidak mau membayar
zakat termasuk dalam orang-orang yang mempersekutukan Allah SWT (syirik) (QS.
Fushilat: 6-7). Dan syirik adalah dosa yang tidak akan diampuni Allah selamanya
(QS. An-Nisaa’: 48).
Idul fitri juga sering disebut
dengan hari kemenangan (fauzun) bagi orang muslim yang berpuasa. Tapi
sebenarnya orang yang benar-benar memperoleh kemenangan di hari raya idul fitri
bukanlah orang yang hanya berpuasa semata tetapi milik orang-orang yang taat
dan takut kepada Allah serta bertakwa (QS. An-Nuur: 52). Sehingga pada dasarnya
puasa mempunyai tujuan agar kita bertakwa, hal ini tersurat dalam QS.
Al-Baqarah: 183
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa”,
Lalu
apakah hakikat orang yang bertakwa menurut Al-qur’an?. Orang bertakwa
berdasarkan QS. Ali-Imran: 133-134, antara lain:
1. Orang
yang segera mohon ampun kepada Allah
2. Sedekah
dalam waktu lapang dan sempit
3. Menahan
amarah
4. Memaafkan
kesalahan orang lain
5. Berbuat
kebaikan.
Jadi
pada dasarnya orang yang bersedekahlah yang memperoleh kemenangan (QS.
At-Taubah: 20). Maka dari itu kita harus selalu menafkahkan harta setiap hari.
Apa artinya jika orang berpuasa tetapi ia tidak mau sedekah dan zakat, sama
saja ia puasa tapi tidak lebaran. Sedekah itu tidak mengenal tempat dan waktu,
kapanpun dan dimanapun kita harus senantiasa bersedekah (QS. Al-Baqarah: 274).
Bahwasannya Allah berfirman dalam QS. Maryam: 31, shalat dan zakat itu adalah
selama manusia itu hidup. Jadi zakat tidak terbatas pada setahun sekali dan
dengan jumlah 2,5 kg. Selain orang yang bersedekah orang yang mendapat kemenangan
adalah orang yang bersabar (QS. Al-Mu’minuun: 111).
Idul
fitri juga sering dikatakan sebagai hari penghapusan dosa. Tapi siapakah orang
yang mendapat ampunan di hari kemenangan dari Allah SWT?, mereka adalah orang
yang beriman dan bertakwa, jadi puasa saja tidaklah cukup.
Artinya: “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada
Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari
kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar”.
0 komentar
Posting Komentar